Iklan - Scroll untuk Melanjutkan
Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
ilustrasi perempuan burnout
ilustrasi perempuan burnout (freepik.com/yanalya)

Intinya sih...

  • Burnout muncul karena tekanan jangka panjang, sementara overwhelmed karena situasi mendadak.

  • Burnout membuatmu mati rasa, sedangkan overwhelmed membuatmu ingin kabur.

  • Burnout menguras energi jangka panjang, sementara overwhelmed bersifat sementara.

Disclaimer: This summary was created using Artificial Intelligence (AI)

Pernah merasa capek banget sampai rasanya ingin hilang dari semua rutinitas? Kadang kita langsung menyebutnya burnout, padahal belum tentu itu yang sebenarnya terjadi. Ada juga kondisi overwhelmed yang sering disalahartikan sebagai burnout, padahal keduanya punya makna dan dampak berbeda.

Perbedaan ini penting dipahami supaya kamu bisa menanganinya dengan tepat. Burnout bisa berdampak panjang pada mental dan fisik, sementara overwhelmed cenderung bersifat sementara. Yuk simak perbedaan keduanya biar kamu gak salah mendefinisikan rasa lelah yang kamu alami!

1. Burnout muncul karena tekanan jangka panjang, sementara overwhelmed karena situasi mendadak

ilustrasi pekerjaan kantor menumpuk (freepik.com/KamranAydinov)

Burnout biasanya terjadi setelah menghadapi stres terus-menerus tanpa jeda yang cukup. Kondisi ini berkembang perlahan sampai akhirnya kamu merasa benar-benar kehabisan energi dan motivasi. Berbeda dengan overwhelmed yang sering muncul tiba-tiba karena terlalu banyak hal terjadi dalam waktu bersamaan.

Seseorang bisa merasa overwhelmed ketika harus mengerjakan banyak tugas sekaligus, tapi setelah situasi terkendali, rasa kewalahan itu bisa mereda. Sedangkan burnout gak akan hilang hanya dengan istirahat sehari dua hari. Ia butuh waktu lebih lama dan perubahan gaya hidup agar bisa pulih sepenuhnya.

2. Burnout membuatmu mati rasa, sedangkan overwhelmed membuatmu ingin kabur

ilustrasi perempuan cemas (freepik.com/benzoix)

Ketika mengalami burnout, kamu bisa kehilangan semangat bahkan terhadap hal-hal yang dulu kamu sukai. Ada rasa mati rasa emosional yang membuatmu sulit merasakan antusiasme. Tubuh dan pikiranmu terasa berat, seolah kehilangan arah dan makna dari aktivitas yang kamu jalani.

Sementara saat overwhelmed, emosi justru meledak. Kamu merasa cemas, panik, dan ingin segera menyelesaikan semua hal agar beban itu hilang. Begitu tekanan berkurang, perasaanmu bisa kembali stabil seperti semula.

3. Burnout menguras energi jangka panjang, sementara overwhelmed bersifat sementara

ilustrasi perempuan lelah (freepik.com/freepik)

Burnout bisa mempengaruhi produktivitas, konsentrasi, dan bahkan hubungan sosial dalam jangka waktu lama. Energi fisik dan emosional terasa habis, membuat kamu sulit menjalani rutinitas harian. Biasanya, kondisi ini muncul karena akumulasi stres yang tak terselesaikan selama berbulan-bulan.

Sementara overwhelmed bisa dibilang bentuk alarm dari tubuh dan pikiranmu. Ia memberi sinyal bahwa kamu butuh jeda sejenak untuk bernapas dan menata prioritas. Setelah beristirahat atau menyelesaikan satu tugas, rasa kewalahan itu biasanya berangsur reda.

4. Burnout ditandai dengan kelelahan emosional, sedangkan overwhelmed lebih pada beban pikiran

ilustrasi perempuan sedih (freepik.com/freepik)

Orang yang mengalami burnout sering merasa hampa, lelah secara emosional, dan kehilangan empati terhadap sekitarnya. Mereka bisa tetap berfungsi secara fisik, tapi secara batin sudah benar-benar terkuras. Inilah kenapa burnout sering dikaitkan dengan penurunan motivasi dan perasaan tak berdaya.

Sementara overwhelmed lebih sering muncul karena pikiran terasa penuh dan sulit fokus. Kamu merasa seperti dikejar waktu dan takut gagal menyelesaikan tanggung jawab. Meski terasa berat, kondisi ini masih bisa diatasi dengan manajemen waktu dan dukungan sosial yang baik.

5. Cara mengatasinya juga berbeda, jangan samakan langkah pemulihan!

ilustrasi perempuan rileks (freepik.com/freepik)

Burnout membutuhkan langkah pemulihan jangka panjang seperti mengubah pola kerja, menata batas personal, dan mencari bantuan profesional. Ini bukan sekadar istirahat, tapi juga proses mengenali kembali makna dan tujuan hidup. Prosesnya bisa lama, tapi penting agar keseimbangan emosionalmu pulih.

Sedangkan untuk overwhelmed, solusinya bisa lebih sederhana seperti istirahat singkat, melakukan deep breathing, atau menunda sebagian tugas. Fokuslah pada hal yang paling mendesak dan beri ruang bagi dirimu untuk bernapas. Dengan begitu, kamu bisa kembali merasa terkendali tanpa harus jatuh ke fase burnout.

Memahami perbedaan burnout dan overwhelmed bisa membantu kamu mengenali batas antara kelelahan biasa dan tanda bahaya. Jangan remehkan sinyal dari tubuh dan pikiranmu, karena itu cara mereka meminta perhatian. Yuk jaga kesehatan mental dengan belajar mengenali gejala sejak dini dan berani mengambil jeda saat dibutuhkan!

This article is written by our community writers and has been carefully reviewed by our editorial team. We strive to provide the most accurate and reliable information, ensuring high standards of quality, credibility, and trustworthiness.

Editorial Team