Ilustrasi dua orang pria (Pexels.com/William Fortunato)
Tipe Thinking sering kali menarik diri saat merasa tertekan atau dihadapkan dengan drama. Mereka lebih suka menganalisis situasi sendirian dan membuat keputusan tanpa campur tangan emosi. Ini bisa membuat mereka terlihat tertutup atau bahkan dingin di mata orang lain. Namun, bagi mereka, itu adalah cara terbaik untuk menjaga ketenangan dan menghindari konflik yang lebih besar.
Berbeda dengan tipe Feeling, yang lebih terbuka dalam mengekspresikan perasaan mereka. Ketika menghadapi drama, mereka cenderung tidak segan untuk berbicara tentang bagaimana perasaan mereka, karena bagi mereka itu adalah bagian penting dari proses penyelesaian masalah. Tipe Feeling percaya bahwa dengan berbagi perasaan, mereka dapat menciptakan kedekatan emosional dan memperkuat hubungan yang ada.
Meskipun tipe Thinking dan Feeling tampak berbeda dalam cara mereka menghadapi drama kehidupan, sebenarnya keduanya saling melengkapi. Kita bisa belajar banyak dari kedua pendekatan ini—bagaimana rasionalitas bisa membantu kita tetap tenang dan fokus, sementara empati dapat membuat kita lebih peka terhadap perasaan orang lain. Yang terpenting, kita gak perlu memilih salah satunya, melainkan bisa menyeimbangkan keduanya sesuai situasi. Karena dalam hidup, yang terpenting bukan hanya bagaimana kita memecahkan masalah, tetapi bagaimana kita melakukannya dengan hati yang terbuka dan kepala yang jernih.