Katanya, belajar filsafat menuntut kita berani dan tekun memasuki rimba peristilahan yang tak lazim (setiap filsuf menciptakan istilah-istilah sendirinya) serta memaksa kita mengkuti penalaran-penalaran yang sangat panjang dan pelik melelahkan. Atau katanya belajar filsafat itu hanya untuk orang-orang yang tidak waras, membuang waktu dan parahnya lagi dapat menyebabkan ketidakpercayaan kepada tuhan.
Padahal, layaknya tubuh yang perlu olahraga untuk tetap bugar, kehidupan batin (nalar dan ruh) juga perlu latihan untuk tetap waras dan tumbuh ke tingkat yang lebih tinggi. Dengan membaca buku di bawah ini, kita akan belajar berfilsafat dengan cara manis dan sederhana tanpa menghilangkan unsur dari berfilsafat.