Pernahkah kita merenungkan bahwa mungkin saja kita telah menjadi pribadi yang toksik bahkan bagi orang yang tidak pernah kita kenal secara langsung? Contohnya, dengan nyinyir di medsos perihal gaji orang yang menurut kita terlalu kecil dan cara dia mengelolanya supaya tetap cukup.
Bagi kita, pengelolaan tersebut tidak masuk akal. Kita menilainya kurang cerdas dalam memilih pekerjaan. Bahkan kita bisa tega menudingnya cuma menyengsarakan keluarga yang menjadi tanggung jawabnya dengan gaji segitu.
Padahal, di luar dirinya, banyak sekali orang dengan besaran gaji atau penghasilan yang sama bahkan lebih kecil lagi. Terbayang kan, betapa tersayatnya hati mereka ketika membaca unggahan kita yang nyinyir soal gaji itu?
Kita harus segera menghentikannya supaya tak menjadi kebiasaan yang terasa sah-sah saja dilakukan. Ayo, kita renungkan lima alasan di bawah ini untuk menyadari betapa toksiknya kita sebenarnya.