ilustrasi mengobrol (pexels.com/Tima Miroshnichenko)
Inilah yang sangat patut buat kamu khawatirkan. Luka akibat ucapan-ucapanmu yang kurang terkontrol biasanya sulit disembuhkan. Orang tidak selalu bisa menganggapnya angin lalu apalagi melupakannya.
Ketika kamu barangkali tak ingat lagi pernah mengatakan sesuatu yang menyakiti hati orang, ia dapat saja masih memikirkannya. Bahkan hidupnya terpengaruh secara negatif!
Contohnya, kamu keceplosan menilai bentuk tubuhnya. Ia yang semula merasa baik-baik saja dengan bentuk tubuhnya kini kehilangan rasa percaya diri dan membenci dirinya maupun kamu.
Sifat ceplas-ceplos lebih mudah dimengerti jika ada dalam diri anak-anak. Mereka masih perlu banyak belajar tentang pengendalian diri, memikirkan kemungkinan akibat dari ucapannya, serta nilai-nilai kesopanan yang berlaku.
Untuk orang sedewasa kamu, seharusnya perkataanmu lebih tertata. Jujur dalam berbicara akan menjadi sifat baik apabila kamu tetap mempertimbangkan kondisi di sekitarmu serta perasaan orang lain. Bijaksanalah dalam berkata-kata.