Iklan - Scroll untuk Melanjutkan
Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
Ilustrasi marah yang berlebihan (pexels.com/Liza Summer)
Ilustrasi marah yang berlebihan (pexels.com/Liza Summer)

Marah memang sebuah respons alami saat menghadapi situasi atau peristiwa yang dianggap mengganggu atau mengecewakan. Saat kamu merasa terancam, gak dihargai, atau kecewa, emosi ini sering muncul sebagai reaksi ketidakadilan. Terpenting adalah bagaimana cara mengelola dan mengekspresikan marah agar gak mengganggu kesehatan mental.

Terlalu sering marah tanpa memikirkan konsekuensinya bisa mengarah pada perasaan bersalah, kehilangan kendali, bahkan bisa merusak hubungan kamu. Sehingga sangat penting bagi kamu bisa mengelola marah tersebut ke arah yang lebih positif agar gak memperburuk suasana. Saat marah hindari lima hal ini, ya! 

1. Meledak-ledak tanpa kontrol

Ilustrasi emosi yang meledak(pexels.com/Timur Weber)

Saat marah pasti akan merasa ada sebuah dorongan agar bisa melepaskan semua emosi tersebut dengan cara yang meledak-ledak. Mengeluarkan kata kasar bahkan memberi ancaman fisik bisa merugikan orang lain dan bisa merusak hubungan dalam jangka panjang.

Hal ini bisa menyebabkan trauma emosional bagi mereka dan akan membuat kamu merasa menyesal di kemudian hari. Sebelum bereaksi, usahakan untuk memberi waktu diri kamu sendiri untuk meredakan emosi dan cobalah respon dengan lebih tenang. 

2. Menyalahkan orang lain

Ilustrasi menyalahkan orang lain(pexels.com/Gustavo Fring)

Saat marah pasti kamu akan mudah untuk menyalahkan orang lain atas apa yang terjadi. Namun, dengan menyalahkan mereka gak hanya bisa mengalihkan tanggung jawab dari diri sendiri, tapi juga bisa memperburuk konflik yang sudah panas. 

Daripada mencari siapa yang salah dan siapa yang benar lebih baik fokus untuk mencari solusi dari masalah tersebut agar segera terselesaikan. Ini memerlukan introspeksi diri tentang apa peran kamu dalam konflik dan kemampuan untuk memaafkan.

3. Menyimpan marah dalam jangka panjang

Ilustrasi menyimpan marah (pexels.com/Engin Akyurt)

Marah yang disalurkan dengan cara meledak-ledak bisa merugikan, namun menyimpan marah dalam jangka panjang juga bisa berdampak buruk pada kesehatan mental dan fisik kamu. Perasaan tertekan bisa menyebabkan stres kronis, gangguan tidur, bahkan beberapa masalah kesehatan fisik.

Penting untuk menemukan sebuah cara agar bisa melepaskan marah dengan cara yang lebih sehat. Kamu bisa mencoba untuk mengalihkan perhatian kamu dengan cara berbicara dengan seseorang yang dipercaya atau mengekspresikannya melalui seni atau olahraga.

4. Terlalu abai dengan perasaan sendiri

Ilustrasi mengabaikan perasaan (pexels.com/Timur Weber)

Saat marah fokus kamu hanya tertuju pada kesalahan orang tanpa memperhatikan apa yang sebenarnya sedang kamu rasakan. Penting untuk mengenali perasaan kamu sendiri tentang alasan kenapa kamu bisa merasa marah.

Selain itu, pahami juga tentang bagaimana kamu merespons dengan cara yang lebih baik. Paham dengan akar dari emosi kamu bisa membantu untuk mengelola marah tersebut dengan lebih efektif dan mencegah emosi ini mengendalikan tindakan kamu. 

5. Mengambil keputusan saat masih emosi

Ilustrasi ambil keputusan saat emosi (pexels.com/Timur Weber)

Saat marah hindari keputusan yang diambil secara impulsif tanpa mempertimbangkan konsekuensi secara menyeluruh. Ini bisa mempunyai dampak jangka panjang bagi karier dan hubungan kamu sendiri.

Sebelum mengambil keputusan penting untuk memberikan waktu untuk tenang dan bisa mengambil keputusan dengan pikiran yang jernih. Bicaralah dengan orang yang bisa memberikan pandangan secara objektif sebelum membuat keputusan yang mungkin gak bisa diubah di kemudian hari.

Mengelola emosi saat marah adalah kunci untuk kesehatan emosional dan hubungan yang sehat. Hindari sikap yang bisa merugikan diri kamu sendiri dan orang yang ada disekitar kamu. Lebih bijak, ya saat marah! 

This article is written by our community writers and has been carefully reviewed by our editorial team. We strive to provide the most accurate and reliable information, ensuring high standards of quality, credibility, and trustworthiness.

Editorial Team