ilustrasi bertanya (pexels.com/SHVETS production)
"Malu bertanya, sesat di jalan". Ungkapan tersebut memberitahu kita agar tidak malu untuk mengajukan pertanyaan. Namun, akibat masih adanya penghakiman sosial di lingkungan kita, akhirnya hal ini membuat beberapa orang jadi ragu untuk bertanya lagi.
Gak usah jauh-jauh mengajukan pertanyaan sulit nan rumit. Nyatanya, beberapa orang akan merasa sangat terganggu saat tahu ada sosok lain yang menanyakan hal basic atau mendasar. Padahal, situasi seperti ini sebenarnya sangat subjektif. Yang menurut kita sebagai pertanyaan basic, belum tentu pihak lain akan sependapat dengan hal tersebut.
Inilah alasan kenapa penting bagi kita untuk tidak menyepelekan orang lain yang sedang bertanya. Justru, kalau ada yang mengajukan pertanyaan, seharusnya kita bantu menjawab. Bukan malah mencapnya sebagai sosok yang cari perhatian (caper) atau tidak berwawasan.
Banyak sekali sebenarnya situasi di lingkungan kita yang menunjukkan adanya penghakiman sosial. Meski gak mudah menghadapinya, tapi semoga saja kita semua terus diberi kekuatan agar bisa bertahan di tengah banyaknya penghakiman di sana-sini. Mari berharap agar siapa pun yang masih suka menghakimi, segera dibukakan mata dan batinnya supaya mereka berhenti dari tindakan buruk tersebut dan mau belajar menghargai orang lain.