Iklan - Scroll untuk Melanjutkan
Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
ilustrasi bekerja (pexels.com/Antoni Shkraba)
ilustrasi bekerja (pexels.com/Antoni Shkraba)

Kita memang tidak bisa memilih terlahir dengan kondisi seperti apa. Mungkin sebagian besar terlahir dari latar belakang keluarga sederhana. Tapi sebagian ada juga yang terlahir dari keluarga dengan privilege mentereng.

Bagi mereka yang dikaruniai privilege mentereng, ini juga bukan hal yang mudah. Bahkan tantangan terasa lebih berat. Ketika seseorang memiliki privilege mentereng dalam dirinya, lima tantangan ini siap tidak siap harus dihadapi.

1. Usaha dan kerja kerasnya bisa dipandang sebelah mata

ilustrasi bekerja (pexels.com/Moe Magners)

Sebagian orang mungkin dikaruniai privilege mentereng dan membanggakan. Ia berasal dari keluarga berkecukupan, dikelilingi orang-orang dengan jabatan dan posisi tertentu, maupun segudang privilege yang lain.

Tapi memiliki privilege sedemikian rupa juga tidak mudah. Saat berhasil melakukan sesuatu, kamu sering dianggap itu bukan murni hasil kerja keras. Melainkan jalan pintas karena privilege mentereng tersebut.

2. Orang-orang menganggap dia manja dan tak perlu bersusah payah

ilustrasi bekerja (pexels.com/Kampus Production)

Mungkin sebagian dari kita sangat berharap memiliki privilege mentereng. Memang tidak dapat dimungkiri privilege bisa membantu seseorang dalam meraih keberhasilan. Tapi yang harus diketahui, kamu tetap harus bekerja keras.

Namun demikian, tidak semua orang paham hal tersebut. Seseorang yang memiliki privilege bergengsi dipandang sebagai sosok manja dan enggan bersusah payah. Orang-orang berpikiran kamu bisa meraih apa pun hanya dengan mengandalkan privilege tersebut.

3. Ekspektasi seseorang terhadapnya sangat tinggi

ilustrasi bekerja (pexels.com/Jules Ame)

Kita memang tidak bisa mengendalikan ekspektasi seseorang atas diri kita. Apalagi jika kita memiliki privilege yang sedikit lebih besar daripada orang-orang sekitar. Beragam tuntutan dari orang lain pun turut menyertai.

Inilah tantangan menjadi sosok yang memiliki privilege membanggakan. Ekspektasi seseorang terhadapmu sangat tinggi. Kamu dituntut serba bisa dan harus meraih pencapaian optimal.

4. Tidak jarang ia sering dibanding-bandingkan

ilustrasi bekerja (pexels.com/Karolina Grabowska)

Setiap orang tentu tidak suka jika dirinya dibanding-bandingkan. Apalagi jika ia dibandingkan karena sebuah kekurangan. Orang-orang terdekatnya bisa meraih pencapaian membanggakan, sedangkan dirinya hanya meraih pencapaian kecil.

Ketika kamu memiliki privilege, tantangan ini siap tidak siap harus dihadapi. Ketika ada kekurangan atau kegagalan, kamu dipandang sebagai sosok lemah yang tidak bisa memanfaatkan privilege dengan baik. Bahkan dipandang sebagai individu yang gagal.

5. Merasa terbebani karena privilege tersebut

ilustrasi bekerja (pexels.com/Pavel Danilyuk)

Mungkin sebagian dari kita berpikir memiliki privilege sangat membanggakan. Padahal kenyataannya tidak seperti itu. Semakin besar privilege yang melekat pada dirimu, semakin besar pula kerja keras yang harus dilakukan untuk meraih pencapaian terbaik.

Akibatnya, banyak orang dengan privilege mentereng justru merasa terbebani. Ia tidak sanggup dengan tuntutan dan ekspektasi orang-orang sekitar. Tidak jarang ia harus mengorbankan waktu, pikiran, dan tenaganya untuk memenuhi tuntutan tersebut.

Memiliki privilege mentereng tidak semudah yang dikira. Kamu dituntut harus selalu sempurna dan tidak boleh ada celah kekurangan. Tapi apa pun yang terjadi, kamu harus tetap semangat melakukan yang terbaik. Tunjukkan kamu bukan individu yang hanya bisa mengandalkan privilege saja.

This article is written by our community writers and has been carefully reviewed by our editorial team. We strive to provide the most accurate and reliable information, ensuring high standards of quality, credibility, and trustworthiness.

Editorial Team