ilustrasi refleksi diri (freepik.com/freepik)
Melepaskan ekspektasi bukan berarti kamu harus berhenti berharap sepenuhnya, tapi belajar menerima bahwa gak semua hal akan berjalan sesuai rencana. Kadang, orang yang kamu anggap akan selalu ada bisa pergi tiba-tiba, atau situasi yang kamu harapkan sempurna malah berakhir mengecewakan. Itu bagian dari hidup yang harus kamu terima dengan lapang.
Daripada terus menyalahkan orang lain atau keadaan, lebih baik gunakan momen itu untuk refleksi diri. Apa yang bisa kamu pelajari? Apa yang bisa kamu ubah agar ke depannya lebih bijak dalam berharap? Dengan pola pikir seperti ini, kamu akan tumbuh jadi pribadi yang lebih kuat, bukan lebih pahit.
Melepaskan ekspektasi juga berarti memberi ruang bagi hal-hal baru untuk datang. Ketika kamu berhenti menggenggam sesuatu terlalu erat, kamu justru memberi kesempatan pada hidup untuk menghadirkan hal-hal yang lebih baik dan lebih tulus.
Mengatur ekspektasi bukan tentang menjadi dingin atau acuh, tapi tentang menjaga hatimu tetap sehat di tengah hubungan yang dinamis. Kamu masih bisa peduli tanpa kehilangan batas, masih bisa berharap tanpa harus terjebak dalam kekecewaan. Karena pada akhirnya, hubungan yang baik bukan tentang menuntut kesempurnaan, tapi tentang saling memahami dan tumbuh bersama. Jadi, pelan-pelanlah belajar untuk menyeimbangkan antara memberi dengan menerima dan biarkan hatimu beristirahat dari ekspektasi yang terlalu tinggi.