Iklan - Scroll untuk Melanjutkan
Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
ilustrasi pengeluaran di tahun 2025 (pexels.com/Ahsanjaya)

Tahun 2025 datang dengan tantangan finansial baru yang bikin kepala mikir lebih keras. Bayangkan saja, rencana kenaikan pajak menjadi 12 persen sudah cukup buat kita semua perlu berpikir ulang soal cara mengatur keuangan. Kalau sebelumnya kamu merasa pengeluaran sudah mepet, tahun ini tantangannya bisa lebih berat.

Harga barang kebutuhan pokok semakin tinggi, dan gaya hidup yang dulu nyaman jadi terasa makin berat untuk dipertahankan. Di sisi lain, kita tetap pengen hidup nyaman tanpa stres berlebihan. Jadi, gimana caranya supaya pengeluaran bisa tetap aman terkendali dan gak bikin kantong jebol? Yuk, coba terapkan tips-tips berikut supaya kamu bisa lebih bijak mengatur pengeluaran di tengah situasi yang serba gak pasti ini.

1. Pilih kebutuhan pokok dengan harga terbaik

ilustrasi belanja kebutuhan pokok (pexels.com/Anna Shvets)

Kalau pendapatanmu terbatas, strategi belanja harus jadi prioritas utama. Jangan cuma fokus pada merek, tapi cari kualitas barang yang layak dengan harga paling masuk akal. Contohnya, dibanding beli beras premium, pilih beras medium yang tetap enak tapi jauh lebih hemat. Kalau biasanya kamu belanja di supermarket besar, coba beralih ke pasar tradisional atau warung sekitar rumah. Di sana, harga barang kebutuhan pokok sering kali lebih murah, dan kamu juga bisa menawar harga.

Selain itu, pastikan belanja berdasarkan daftar kebutuhan, bukan keinginan. Buat catatan barang apa aja yang benar-benar kamu butuhkan selama sebulan. Kalau sudah sampai di toko, tahan diri dari membeli barang yang gak ada di daftar, meskipun ada diskon gede. Ini penting biar uangmu gak habis untuk hal yang gak relevan. Sebagai contoh, kalau ada promo beli satu gratis satu untuk snack mahal, pikirkan lagi, apa snack itu lebih penting daripada stok telur atau minyak goreng?

2. Manfaatkan barang yang masih layak pakai

ilustrasi memanfaatkan barang masih layak pakai (pexels.com/Chait Goli)

Orang sering kali berpikir kalau solusi masalah yakni membeli barang baru, padahal barang yang ada di rumah kadang masih layak digunakan. Misalnya, kamu butuh meja kerja kecil buat rumah. Daripada langsung beli meja baru, cari alternatif di rumah, seperti memanfaatkan meja lipat atau rak yang sudah ada. Kalau gak memungkinkan, coba cari di marketplace barang bekas yang sering menawarkan barang bagus dengan harga miring.

Selain itu, biasakan untuk memperbaiki barang yang rusak daripada langsung menggantinya. Sepatu yang solnya lepas bisa dijahit ulang, atau blender yang rusak bisa diperbaiki di tukang servis dengan biaya lebih murah. Prinsipnya yakni memanfaatkan apa yang ada semaksimal mungkin sebelum membeli yang baru. Ini gak cuma hemat, tapi juga membantu mengurangi sampah dan lebih ramah lingkungan.

3. Kurangi pengeluaran untuk hiburan dan lifestyle

ilustrsi pengeluaran untuk hiburan (pexels.com/Tima Miroshnichenko)

Dengan pendapatan di bawah Rp3 juta, pengeluaran untuk hiburan atau lifestyle harus benar-benar dibatasi. Kalau biasanya kamu suka nongkrong di coffee shop tiap minggu, coba alihkan ke kebiasaan yang lebih murah, seperti bikin kopi sendiri di rumah. Investasi kecil untuk beli alat pembuat kopi sederhana bakal jauh lebih hemat dalam jangka panjang dibanding beli segelas kopi seharga Rp30 ribu tiap hari.

Selain itu, hiburan seperti nonton bioskop atau langganan streaming juga bisa disiasati. Coba manfaatkan hiburan gratis, seperti menonton film di YouTube atau membaca buku di perpustakaan. Kalau kamu suka jalan-jalan, pilih tempat wisata murah atau gratis di sekitar tempat tinggalmu, seperti taman kota atau pantai yang gak perlu bayar tiket masuk mahal.

4. Jangan abaikan pengelolaan utang kecil

ilustrasi utang (pexels.com/Photo By: Kaboompics.com)

Kadang, orang dengan pendapatan terbatas merasa utang kecil gak perlu diperhatikan. Padahal, kalau dibiarkan, bunga utang bisa bikin pengeluaran makin berat. Kalau kamu punya utang, coba prioritaskan pembayaran utang kecil terlebih dahulu supaya gak numpuk. Misalnya, utang di warung atau pinjaman teman harus segera dilunasi sebelum kamu mikirin pengeluaran lainnya.

Selain itu, hindari utang konsumtif, seperti beli barang elektronik dengan cara mencicil. Kalau uangmu belum cukup, lebih baik kumpulkan sedikit demi sedikit daripada memaksakan diri berutang. Gunakan utang hanya untuk hal mendesak yang benar-benar penting, seperti biaya kesehatan atau pendidikan. Dengan cara ini, kamu bisa mencegah utang menjadi beban yang gak ada habisnya.

5. Terapkan sistem pengeluaran harian yang ketat

ilustrasi pengeluaran (pexels.com/Ahsanjaya)

Untuk kamu yang penghasilannya kecil, mengatur pengeluaran harian adalah kunci utama. Bagi uang bulananmu ke dalam kategori harian, misalnya Rp50 ribu per hari. Dari uang ini,kamu bisa alokasikan untuk makan, transportasi, atau kebutuhan mendesak lainnya. Kalau di hari tertentu ada sisa, simpan uangnya untuk dana darurat atau tabungan kecil-kecilan.

Biar lebih praktis, gunakan amplop atau dompet kecil yang terpisah untuk setiap kategori pengeluaran misalnya, satu amplop untuk makan, satu lagi untuk transportasi. Dengan cara ini, kamu bisa tahu persis berapa uang yang tersisa di setiap kategori tanpa perlu hitung-hitungan yang ribet. Gaya hidup sederhana ini bakal membantu kamu bertahan di tahun 2025 yang penuh tantangan.

Tahun 2025 memang gak akan mudah, terutama buat kamu yang berpenghasilan pas-pasan. Tapi dengan strategi yang tepat, kamu bisa tetap hidup nyaman tanpa merasa kekurangan. Jangan terlalu fokus pada apa yang gak bisa kamu beli, tapi syukuri apa yang masih bisa kamu nikmati. Dengan pola pikir yang positif dan perencanaan yang matang, kamu pasti bisa melewati tantangan keuangan tahun depan dengan lebih tenang.

This article is written by our community writers and has been carefully reviewed by our editorial team. We strive to provide the most accurate and reliable information, ensuring high standards of quality, credibility, and trustworthiness.

Editorial Team