5 Tips untuk Tetap Tangguh Ketika Dimarahi Bos

Kalau sudah ngomongin atasan atau bos, akan ada begitu banyak anekdot berkeliaran di sekitar kita. Mulai dari bos itu selalu punya 2 pasal, yaitu pasal pertama adalah bos tidak pernah salah dan pasal kedua adalah kalau dirimu suatu saat menemukan bos bersalah maka kembalilah dulu ke pasal pertama. Masih terkait dengan itu, maka kalau di soal ujian apapun kamu nggak tahu jawabannya, cukup tuliskan saja “Bos”. Kan, si bos tak pernah salah.
Bos itu ibaratnya orang tua, kita nggak bakalan pernah bisa memilih lahir dari perut ibu yang mana. Demikian juga ketika masuk kerja (terutama untuk ketika pertama kalinya bekerja), begitu kita masuk sudah langsung dipasangkan dengan bos yang ditentukan oleh perusahaan.
Maka di luar sana ada ribuan cerita yang bertebaran mengenai karyawan yang berhadapan dengan para bosnya. Ada yang bercerita bila dapetnya bos yang baik, hidupnya jadi sumringah, bagi mereka yang dapat bos macam itu, kerja itu tak ubahnya seperti makan saja, nggak disuruh pun kita rela untuk terus berkarya. Ada juga yang bercerita, mereka punya bos yang inspiratif, mau mengajari dan selalu menopang timnya bila timnya melakukan kesalahan, maka mereka yang mendapatkan bos seperti itu, pekerjaannya dilalui dengan suka cita, happy, dan walaupun tugas bertumpuk rasanya seperti melakukan hobi. Nah, akan tetapi karena watak manusia itu bermacam-macam, maka tidak selalu kita memiliki bos yang ada di impian kita.
Tulisan ini dipersembahkan untuk mereka yang ketika bos yang ia miliki tidak sama seperti bayangan, atau terkadang lebih banyak cemberut daripada senyum, dan lebih banyak marah ketimbang sayang. Memiliki bos seperti itu juga rasanya penting untuk kehidupan kita, agar ia menjadi pembelajaran dalam hidup, ketika esok kita digilirkan menjadi atasan, kita tidak melakukan aneka hal yang dulunya kurang kita sukai dari atasan.
1. Walau Dimarahi Tetaplah Berpikir Positif!
Berpikir negatif itu secara tidak langsung akan menghadirkan sentimen yang jelek dalam pikiran yang mana ia berakibat pada menurunnya semangat dalam diri, perasaan juga menjadi tidak enak, dan beban pikiran juga terbawa sepanjang hari.
Dalam bukunya Terapi Berpikir Positif, Dr. Ibrahim Elfiky menyebutkan bahwa ketika sedang berpikir negatif, otak secara otomatis ikut menggerakkan kemudi ekspresi wajah, gerakkan organ tubuh bahkan tarikan nafas ke arah yang sifatnya sangat buruk untuk kesehatan jiwa kita sendiri.
Maka tipsnya adalah sekuat mungkin, carilah celah dimana kita masih bisa memikirkan kebaikannya bos. Contohnya adalah hadirkan di pikiran bahwa kenapa si bos marah-marah adalah karena mungkin anaknya sedang sakit sehingga pikirannya terbelah ke kesehatan anaknya. Kemudian elaborasilah lebih jauh, seandainya kita berada pada posisi si bos sekaligus sebagai ayah yang sedang memikirkan anaknya yang sakit, bukankah kita akan bertindak hal yang serupa dan ingin rasanya orang memperhatikan dan memaafkan atas kurangnya performanya pada hari itu.