6 Alasan Harus Belajar Jadi Pemaaf, Hidup Lancar Tanpa Kebencian

Apakah masih sulit untukmu mengikuti nasihat buat memaafkan orang lain seperti memaafkan sahabat? Setiap kamu dibuat kesal dan kecewa oleh orang, kemarahanmu bertahan amat lama. Gak cuma rasa marah yang ada dalam hati, melainkan seluruh perkataan serta tindakanmu terhadap orang tersebut menjadi negatif sekali.
Kamu selalu beralasan bahwa kesalahan orang lain terlalu besar. Dirimu merasa telah sepantasnya buat menutup pintu maaf rapat-rapat untuknya. Bahkan kamu bersumpah tidak akan memaafkan seseorang andai pun ia bersimpuh di depan kakimu.
Sadarlah bahwa semua itu menandakan hatimu sudah hampir sekeras batu. Hati yang makin keras berarti mendekati kematian perasaanmu sebagai manusia. Bila perasaan telanjur mati, kamu dapat bertindak melampaui batas kewajaran saat marah pada siapa pun.
Lunakkan hatimu dengan terus belajar untuk menjadi pribadi pemaaf. Berikut enam alasannya yang penting untuk direnungkan.
1. Agar sikap tidak terlalu keras bahkan kasar
Jangan merasa bangga dengan sikapmu yang terlampau keras bahkan kasar terhadap orang lain. Semua tindakan semena-menamu pada mereka gak bikin kamu terlihat lebih hebat apalagi pantas untuk dihormati. Sedikit-sedikit kamu menyerapahi orang yang menurutmu melakukan kesalahan padamu.
Kalimat-kalimatmu tak lagi mencerminkan tingginya pendidikanmu. Dirimu juga dapat berbuat kejam demi memuaskan kemarahan dalam diri terhadapnya. Gak salah apabila lama-kelamaan orang-orang di sekitarmu melihatmu tidak lagi seperti manusia yang sehat rohaninya.
Sebagai orang yang tengah terganggu kesehatan rohaninya, kamu barangkali sulit menyadarinya. Terkadang dirimu sempat bertanya dalam hati kenapa kamu sekeras itu pada orang lain. Namun, segera saja sisi kerasmu mengalahkan tanda awal kamu siap berintrospeksi serta memperbaiki diri. Jika dirimu mau bersungguh-sungguh belajar memaafkan, sikapmu pun perlahan-lahan melunak setiap ada masalah dengan orang lain.