Iklan - Scroll untuk Melanjutkan
Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
Seorang wanita membaca buku.
ilustrasi membaca buku (pexels.com/cottonbro studio)

Intinya sih...

  • Buku anak mengangkat pesan sederhana yang mengingatkan nilai-nilai fundamental dalam hidup sehari-hari.

  • Buku anak membantu meregangkan pikiran dari rutinitas berat dan memberikan efek detoks mental yang ringan.

  • Buku anak mengingatkan pada masa kecil yang tenang, membantu kita memahami diri sendiri dan menyeimbangkan diri.

Disclaimer: This summary was created using Artificial Intelligence (AI)

Buku anak sering dianggap bacaan yang terlalu ringan untuk orang dewasa. Padahal, di balik kalimat sederhana dan ilustrasi warna-warni, ada banyak pesan yang justru lebih mengena saat dibaca oleh kita yang sudah tumbuh besar dan menjalani hidup yang jauh lebih rumit. Kadang, cerita-cerita kecil itu bisa jadi pengingat lembut tentang hal-hal yang sudah lama kita lupakan.

Membaca buku anak sesekali bukan berarti kamu kekanak-kanakan. Justru sebaliknya, ini bisa jadi salah satu cara paling mudah untuk kembali menata hati, menjernihkan pikiran, dan menemukan sudut pandang baru. Kalau kamu sering merasa overthinking, burnout, atau kehilangan sense of wonder, buku anak bisa jadi obat kecil yang menenangkan. Yuk, simak alasannya berikut ini!

1. Karena pesannya sederhana tapi dalam

ilustrasi seorang perempuan membaca buku (freepik.com/stockking)

Buku anak dirancang untuk mudah dipahami, tapi bukan berarti tidak punya arti atau makna sama sekali. Banyak cerita anak mengangkat nilai-nilai fundamental—jujur, berani, membantu teman, menerima perbedaan—yang kita tahu penting, tetapi sering diabaikan dalam hidup sehari-hari. Ketika kita sudah dewasa, pesan sederhana ini terasa seperti pengingat yang selama ini kita cari tapi tidak pernah benar-benar kita hiraukan. Buku anak tidak mencoba menceramahi; ia hanya menyajikan kebenaran dengan sangat polos.

Ketika membacanya, sering muncul momen reflektif yang membuatmu tersenyum atau mengangguk diam-diam. Kalimat yang sederhana terkadang bisa terasa lebih menusuk daripada nasihat panjang karena kamu menangkap esensinya tanpa distraksi apa pun. Buku anak tidak berusaha membuatmu menjadi versi lebih produktif dari dirimu, mereka hanya mengingatkan apa yang membuat hidup terasa ringan. Dan sering kali, itu lebih dari cukup.

2. Bantu meregangkan pikiran dari rutinitas berat

ilustrasi seorang perempuan membaca buku (freepik.com/freepik)

Hidup orang dewasa itu penuh dengan beban kognitif seperti deadline, target, rencana jangka panjang, jadwal yang padat. Otak jarang diberi ruang untuk beristirahat. Buku anak memberi napas sejenak karena tidak menuntut konsentrasi berlebihan. Alurnya mudah, konfliknya ringan, dan bahasanya ramah. Hanya dengan beberapa halaman, kamu bisa memindahkan pikiranmu dari dunia penuh tuntutan ke ruang yang lebih menyenangkan.

Pelarian singkat seperti ini sangat penting karena membantu otak merilekskan diri secara alami. Ketika kamu selesai membaca, kamu bisa merasa seperti habis menyegarkan kepala tanpa harus liburan jauh-jauh. Buku anak menghadirkan efek detoks mental yang ringan, cepat, tapi memberi energi baru. Itu sebabnya banyak orang dewasa merasa membaca satu buku anak bisa memberi rasa lega yang tidak didapat dari hiburan lainnya.

3. Mengingatkan kita pada masa kecil yang tenang

ilustrasi seorang perempuan membaca buku (pexels.com/cottonbro studio)

Ada sesuatu yang hangat ketika membaca buku yang mengingatkanmu pada masa kecil. Ilustrasi sederhana, gaya bahasa yang familiar, atau karakter-karakter naif sering membawa ingatan tentang waktu ketika segalanya terasa lebih mudah. Nostalgia ini tidak sekadar memanjakan perasaan, tetapi juga memberi stabilitas emosional, seolah kamu kembali ke versi dirimu yang tidak terbebani apa pun.

Kembali menyentuh memori masa kecil juga membantu kita memahami bahwa kita pernah hidup dengan pikiran yang lebih sederhana. Buku anak bisa menjadi pintu kecil menuju masa ketika kita lebih spontan, lebih berani, dan lebih percaya diri tanpa banyak overthinking. Itu bukan pelarian, tapi bagian dari proses menyeimbangkan diri. Sesekali terhubung lagi dengan inner child bukan hal yang buruk, justru malah sehat, lho.

4. Mengasah empati lewat cara yang lembut

ilustrasi seorang perempuan membaca buku (pexels.com/Thought Catalog)

Cerita anak biasanya menyoroti perasaan dasar manusia: takut, sedih, cemas mencoba hal baru, merasa ditinggalkan, ingin dihargai. Meski tampak sederhana, tema-tema ini sangat relevan dengan orang dewasa, karena kita hanya mengekspresikannya dalam bentuk yang lebih rumit. Membaca bagaimana seorang tokoh kecil berjuang memahami perasaannya membantu kita untuk mengurai emosi kita sendiri yang sering kusut.

Penyampaian yang lembut membuat pesan empatinya mudah tertanam tanpa terasa dipaksa. Kita melihat dunia dari mata anak kecil yang jujur, polos, dan terbuka. Hal ini membantu kita memahami orang lain dengan perspektif yang lebih ramah. Tidak jarang, setelah membaca buku anak, kamu jadi lebih sabar, lebih hangat, atau lebih peka terhadap perasaan orang di sekitarmu. Itu adalah kekuatan sederhana dari storytelling yang baik.

5. Cara praktis melatih kreativitas

ilustrasi seorang perempuan membaca buku (pexels.com/George Milton)

Buku anak penuh dengan visual menarik, metafora unik, dunia fantasi spontan, dan ide-ide yang berani bermain dengan imajinasi. Ini adalah hal-hal yang sering hilang dari bacaan orang dewasa yang cenderung realistis dan penuh logika. Ketika membaca buku anak, otakmu bekerja dengan cara berbeda seperti lebih bebas, lebih fleksibel, dan lebih terbuka terhadap kemungkinan.

Buat orang dewasa yang bekerja di bidang kreatif, buku anak bisa menjadi inspirasi yang cepat dan ampuh. Kamu bisa mendapatkan ide ilustrasi, konsep cerita, atau cara bercerita yang lebih segar. Bahkan untuk yang tidak bekerja di dunia kreatif, membiarkan otak bermain-main dengan imajinasi bisa meningkatkan fleksibilitas berpikir. Kreativitas itu seperti otot, kalau tidak dilatih, ia kaku. Dan buku anak adalah gym-nya.

6. Karena hidup orang dewasa terlalu rumit untuk bacaan yang terlalu serius

ilustrasi membaca buku (pexels.com/Min An)

Sebagai orang dewasa, kita sering merasa harus membaca buku yang bermanfaat, yaitu buku apa pun yang membuat kita lebih pintar, lebih produktif, lebih efisien. Tanpa sadar, membaca jadi terasa seperti pekerjaan tambahan. Buku anak menawarkan kebalikan dari itu: bacaan yang tidak menuntut apa pun darimu. Tidak perlu mencatat, tidak perlu merencanakan aksi setelahnya. Jadi, cukup membaca dan menikmati.

Sesekali menikmati hal yang ringan bukan berarti kamu malas berkembang. Justru memberi ruang bagi mental untuk bernapas adalah bagian dari bertumbuh. Setelah membaca buku anak, kamu mungkin menyadari berbagai insights kecil yang tidak kamu sangka, tetapi datang dengan cara yang sangat lembut. Bacaan ringan tidak selalu dangkal. Kadang justru yang paling ringanlah yang membuat kita merasa paling hidup.

Itulah 6 alasan kenapa membaca buku anak sesekali bisa jadi kebiasaan kecil yang membawa banyak manfaat bagi orang dewasa. Bukan hanya nostalgia, tetapi juga cara untuk merawat hati, menenangkan pikiran, dan menyentuh sisi diri yang sudah lama kita lupakan. Jadi, lain kali kamu merasa lelah menghadapi dunia orang dewasa, coba ambil satu buku anak dan lihat bagaimana hal sederhana bisa membuatmu merasa lebih utuh.

This article is written by our community writers and has been carefully reviewed by our editorial team. We strive to provide the most accurate and reliable information, ensuring high standards of quality, credibility, and trustworthiness.

Editorial Team