6 Alasan Penting Ikut Melayat saat Ada Kematian, Jangan Cuma Orangtua

Ada kelahiran, ada juga kematian. Jika terdapat pasangan suami istri yang dikaruniai momongan, orang-orang yang mengenalnya datang untuk menjenguk dan memberi ucapan selamat. Demikian pula ketika terdengar kabar duka sudah seharusnya teman, tetangga, dan saudara bergegas melayat.
Berbeda dengan pernikahan, melayat ke rumah duka sama sekali gak memerlukan undangan atau pemberitahuan langsung dari keluarga yang tertimpa musibah. Bahkan kamu sangat boleh mengantarkan jenazah seseorang yang semasa hidupnya tidak saling mengenal denganmu.
Namun, pernahkah dirimu ikut bertakziah? Jangan-jangan selama ini urusan ikut belasungkawa hanya menjadi tugas orangtua.
Sebaiknya anak yang sudah remaja apalagi dewasa juga ikut melayat. Bukan malah cuma ikut kondangan. Di bawah ini enam alasan perlunya kamu datang ke rumah duka, baik bersama orangtua atau sendirian menyesuaikan jadwal kegiatanmu.
1. Makin banyak pelayat, keluarga yang ditinggalkan makin tegar
Kedatangan orang-orang ke rumah duka bukan sekadar basa-basi atau buat meramaikan suasana. Kalian melayat guna memberikan penghormatan terakhir untuk mendiang, mendoakannya, serta menegarkan keluarga yang ditinggalkan. Kehilangan anggota keluarga menjadi momen yang amat berat.
Sekalipun seseorang berpulang karena faktor usia lanjut dan sudah lama sakit, tetap saja keluarganya sangat sedih. Jika pelayat sedikit bahkan hampir tak ada, kesedihan mereka menjadi berlipat-lipat. Seolah-olah mendiang bukan orang yang disukai atau kenalan mereka sedikit sekali.
Oleh sebab itu, kecuali anak-anak yang bisa sewaktu-waktu rewel, semua orang perlu melayat saat ada kabar duka. Ketika orangtuamu hendak berangkat, ikutlah. Walaupun dirimu selama di rumah duka gak bicara apa-apa, kehadiranmu di momen tersedih orang lain amat penting. Keluarga yang ditinggalkan menjadi tahu banyaknya orang yang peduli pada mereka serta mendiang.