6 Cara Sayangi Bentuk Tubuhmu yang Gak Sempurna, Bukan Aib Kok!

Inilah hal pertama yang harus ada dalam pandanganmu. Orang sering bilang kan kalau penampilan menarik itu relatif? Kamu mungkin gak puas dengan bentuk hidungmu, tapi boleh jadi orang lain merasa iri karena bentuk rambutmu yang indah. Pasti ada kok daya tarik spesial yang kamu miliki. Hanya saja, sikapmu yang terlalu fokus pada kekurangan fisik menutupi hal itu.

Terlebih penting, kamu adalah caramu berperilaku dan berwawasan. Itulah yang membuat keindahannya lebih terpancar dan mengesampingkan segala kekurangan fisik yang ada.

"Mancung yang tertunda", pernah dengar kalimat guyonan ini? Oke, hidungmu mungkin kurang mancung, tapi mau sampai kapan kamu merasa sebal pada bentuk hidung sendiri? Daripada minder dan merasa buruk rupa, lebih baik bersyukurlah atas fungsi hidung yang bisa bikin kamu bernapas lega.

Atau kamu lagi sebal dengan garis-garis halus yang semakin banyak nongol di wajah? Nah, daripada berpikir kamu sudah tua dan jelek, lebih baik berpikirlah kalau kamu sekarang telah menjadi sosok yang lebih kuat dan bijaksana dalam hidup. Kalau mau direnungi, pasti ada kok sisi positif yang bisa kamu temukan dalam kekurangan. 

Kulit putih dan tinggi semampai memang menawan. Tapi zaman telah berubah, stereotip umum yang menilai kalau kriteria langsing dan putih adalah tubuh sempurna, tak lagi sepenuhnya benar. Kamu harus belajar lupakan stigma itu dengan cara perluas informasi, karena standar menarik selalu berubah.

Lihat saja model-model di catwalk saat ini, sudah banyak lho peraga fashion terkini dengan model berkulit gelap maupun tubuh berisi. Bahkan brand ambassador untuk produk kosmetik pun, gak lagi diperankan mereka yang berkulit putih. So, stigma soal tubuh yang gak sempurna, lebih baik kamu hapus deh! Setiap orang punya kelebihan dan sisi menarik yang bisa ditonjolkan.

Hargailah bentuk fisikmu sebab semua adalah anugerah dari Tuhan. Capek deh kalau kamu terjebak untuk terus mengkritik dengan keras bagian tubuhmu sendiri. Kamu bakal sulit untuk bisa menikmati indahnya hidup.

Rasanya gak mungkin kan kamu mengkritik kekurangan tubuh teman di depannya langsung? Alasannya, takut menyinggung perasaan. Lalu kenapa kamu tega mengkritik keras tubuhmu sendiri? Nah, sekarang perlakukanlah dirimu seperti kamu menghargai orang lain. Hargai pula perasaanmu. 

Perasaan aku gak se-oke, se-keren, se-hebat dia, adalah perasaan inferior yang perlu kamu kikis dari sekarang. Berhentilah membandingkan diri dengan orang lain. Siapa lagi yang bisa menghargai keunikan bentuk tubuhmu, selain dirimu sendiri? 

Kamu bisa mulai dengan mengurangi sedikit kebiasaan yang bikin kamu semakin inferior. Pantengin selebgram yang punya bodygoals misalnya. Kamu perlu mengimbanginya dengan mengikuti akun para wanita yang gak punya fisik sempurna tapi percaya diri menggunggah fotonya hingga terlihat menarik dengan tampilan apa adanya. Ini jadi pengingat kalau setiap orang punya keindahan masing-masing.

Punya obsesi memang perlu kalau jatuhnya jadi motivasi yang positif. Tapi obsesi juga bisa jadi beban saat kamu cenderung emosional. Dalam hal menurunkan berat badan misalnya, kamu terobsesi untuk langsing dengan giat olahraga. Tapi saat timbangan gak berubah atau bahkan malah naik, kamu jadi marah-marah dan kecewa. Inilah obsesi yang membebani.

Kamu hanya perlu berusaha tapi cobalah untuk lebih santai dan bijak menyikapi hasil. Buat daftar olahraga apa saja yang kamu gemari dan gak jadi beban berat. Lakukan semua dengan enjoy. Dengan menikmati olahraga, hasil bentuk tubuh gak bakal terlalu kamu pentingkan lagi.

Yuk, lebih sayangi dan hargai bentuk tubuhmu sendiri! Namun, menyayangi bentuk tubuh sendiri bukan berarti membiarkannya tanpa merawat. Kamu juga harus peduli dengan menjaga kesehatan.