Iklan - Scroll untuk Melanjutkan
Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
ilustrasi pria percaya diri (pexels.com/Willy Espinosa)
ilustrasi pria percaya diri (pexels.com/Willy Espinosa)

Tanpa kepercayaan diri, kamu akan menjadi pribadi yang gampang minder. Hidupmu pun dapat kurang berkembang karena selalu ada perasaan tidak mampu melakukan sesuatu dan gak layak untuk hal yang bagus. Milikilah kepercayaan diri, tetapi harus dalam kadar yang cukup serta baik sumbernya.

Jika kamu salah dalam mengembangkan kepercayaan diri, hal itu justru bakal merusak kehidupanmu. Orang-orang di sekitar pun menjadi kurang menyukaimu sikapmu. Enam kepercayaan diri berikut ini bersifat merusak, sehingga mesti diperbaiki.

1. Merasa sudah tahu segalanya

ilustrasi dua perempuan (pexels.com/Alexander Suhorucov)

Kamu yakin sekali dengan kepandaian serta luasnya wawasanmu. Akibat buruknya, ini justru menutup perkembangan dirimu. Kamu gak akan lagi memiliki motivasi buat terus belajar dan merasa cukup menghadapi dunia dengan pengetahuanmu saat ini.

Dirimu pun menolak mendengarkan pandangan orang lain karena merasa kamu lebih tahu. Di dalam kerja tim, kepercayaan diri yang berlebihan begini tentu membuat teman-temanmu kesal. Kamu menyetir sendiri jalannya kelompok seolah-olah tak membutuhkan partisipasi mereka.

Sikap begini juga memperbesar peluangmu melakukan kesalahan. Sadarilah keterbatasan ilmumu supaya kamu lebih terbuka pada beragam pengetahuan baru. Makin kamu terlalu percaya diri dengan kepintaranmu, boleh jadi ini tanda masih banyak sekali yang seharusnya dipelajari.

2. Merendahkan orang lain

ilustrasi dua pria muda (pexels.com/Armin Rimoldi)

Kepercayaan diri yang tepat tak bakal berujung pada merendahkan siapa pun. Bila sikapmu terhadap orang-orang telah berubah dari respek menjadi meremehkan atau orang lain mengkritikmu demikian meski kamu tak menyadarinya, berintrospeksilah. Rasa percaya dirimu barangkali telah berlebihan.

Self confidence yang awalnya hanya perlu ada dalam dirimu kini seperti benda tajam yang bercuatan keluar darimu dan melukai semua orang di sekitarmu. Redam kepercayaan diri ini supaya sesuai dengan kebutuhanmu. Cukuplah kamu percaya diri biar tak minder, tapi jangan gantian bikin orang lain insecure.

Orang yang diremehkan dalam hal apa pun pasti tidak merasa baik-baik saja. Ia akan merasa malu dan tersinggung. Kepercayaan diri wajib selalu disertai dengan rasa respek pada orang lain.

3. Percaya diri dengan berbual

ilustrasi pria percaya diri (pexels.com/Anna Shvets)

Berbual berarti berbicara dengan melebih-lebihkan kebenaran. Artinya, seluruh perkataanmu palsu sehingga kepercayaan diri yang terbangun pun semu belaka. Kamu gak cuma berusaha menipu orang lain dengan bualanmu, tetapi juga membohongi diri.

Dalam hati sesungguhnya kamu merasa tidak percaya diri. Mungkin karena keadaan hidupmu yang terasa kurang dibandingkan dengan kehidupan orang lain. Bukannya menerima diri serta berusaha memperbaiki kekurangan itu, kamu malah memilih jalan pintas dengan berbual.

Seakan-akan besarnya perkataanmu bakal otomatis mendongkrak kepercayaan diri. Sekilas memang begitu, tetapi aslinya rasa minder masih bercokol dalam benakmu. Kamu menjadi tidak mampu berhenti berbual atau kepercayaan dirimu akan seketika runtuh.

4. Kepercayaan diri perlu terus dikuatkan oleh orang lain

ilustrasi empat perempuan (pexels.com/Tima Miroshnichenko)

Kepercayaan diri itu tidak betul-betul tumbuh dalam pribadimu, melainkan lebih seperti pemberian orang lain. Kamu baru akan percaya diri kalau ada orang yang memuji atau mengakui kehebatanmu. Bentuk dukungan orang lain yang meningkatkan kepercayaan diri bahkan dapat berupa like di media sosial.

Tanpa tanda-tanda dukungan dari orang lain, kamu gak percaya diri. Padahal, dirimu tak bisa terus mengandalkan mereka. Ketika mereka tidak memujimu atas sesuatu, kamu langsung merasa buruk.

Dirimu tak berpikir bahwa itu mungkin disebabkan perhatian mereka sedang terpecah oleh hal-hal lain. Atau, mereka telah terlalu sering memujimu sehingga berpikir kamu tentu mengerti pendapat mereka tentangmu. Belajarlah untuk tetap percaya diri dengan atau tanpa penguatan dari siapa pun. 

5. Percaya diri tanpa peduli soal salah dan benar

ilustrasi dua perempuan (pexels.com/Sora Shimazaki)

Kepercayaan diri sampai membuatmu menutup mata mengenai benar dan salah. Apa pun akan diterjang jika kamu sudah merasa yakin. Peringatan dari orang lain kerap kali tak digubris.

Tentu kamu sendiri yang paling dirugikan dari kepercayaan diri seperti ini. Benar atau salah mestinya tetap dipikirkan masak-masak. Keyakinan diri dapat saja keliru bila kamu gegabah dalam bersikap atau mengambil keputusan.

Kepercayaan diri tanpa memedulikan apa-apa lagi membuatmu seperti orang yang berjalan dalam kegelapan. Sewaktu-waktu dirimu dapat terperosok atau menabrak. Setinggi apa pun kepercayaan dirimu tidak mampu mengubah yang salah menjadi benar atau sebaliknya.

6. Semata-mata bermodal penampilan

ilustrasi pria bergaya (pexels.com/Trần Long)

Penampilan yang terjaga memang sangat membantu tumbuhnya kepercayaan diri. Akan tetapi, ini bukan inti dari self confidence. Jadi, jangan menomorsatukan penampilan cuma buat mendongkrak rasa percaya diri. Apalagi bila penampilanmu menjadi high class dan melebihi kemampuanmu yang sesungguhnya.

Bukannya benar-benar menjadi pribadi yang percaya diri, kamu malah terjebak dalam hidup penuh gengsi. Problem keuangan bakal mengadang. Pun kepercayaan dirimu sangat rapuh.

Begitu kamu gak bisa berpenampilan semewah biasanya, rasa percaya diri itu hilang tak bersisa. Dirimu tidak dapat terus memaksakan kemampuan demi penampilan semata. Kepercayaan diri mesti tumbuh secara alami, bukan artifisial yang ditentukan oleh barang-barang yang digunakan.

Selain menumbuhkan rasa percaya diri, kamu pun perlu melihat perkembangannya tepat atau tidak. Kepercayaan diri dapat membelok ke arah yang konstruktif maupun destruktif. Segera evaluasi kepercayaan dirimu selama ini.

This article is written by our community writers and has been carefully reviewed by our editorial team. We strive to provide the most accurate and reliable information, ensuring high standards of quality, credibility, and trustworthiness.

Editorial Team