ilustrasi berpikir (pexels.com/Yan Krukov)
Ketika generasi milenial dan Z kian terbuka bahkan menyukai pilihan sebagai freelancer, generasi di atasmu barangkali masih tidak dapat menerimanya. Kesibukanmu tetap saja tak mengubah pandangan mereka yang hanya menganggapmu pengangguran.
Kamu diakui punya pekerjaan, tapi status freelancer-mu dinilai tidak dapat menjadi jaminan masa depan. Jika hal-hal seperti ini terus dipikirkan, kamu malah bisa kehilangan produktivitasmu.
Pada akhirnya, memang tidak terlalu penting apakah kamu akan memilih menjadi freelancer atau bekerja penuh waktu di sebuah kantor. Hal yang penting adalah memahami dunia yang digeluti lengkap dengan berbagai konsekuensinya.
Teruslah mempelajarinya. Temukan kecocokannya denganmu. Jika kamu merasa tak mampu lagi untuk menjalaninya, mengubah pilihan juga bukan hal yang buruk.
Bahkan bisa menjadi langkah terbaik ketimbang kamu makin lelah baik secara fisik maupun psikis dan tak menghasilkan apa-apa. Freelancer atau bukan yang penting kamu merasa enjoy dan bisa membuatmu hidup lebih mandiri.