Iklan - Scroll untuk Melanjutkan
Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
ilustrasi di alam terbuka (pexels.com/Thomas balabaud)

Kapan terakhir kali kamu berjalan kaki cukup jauh? Kalau sulit mengukur jaraknya, hitung waktu tempuhnya. Boleh jadi dirimu sudah gak pernah berjalan kali tanpa henti lebih dari 15 menit. Jalan kaki 5 menit saja rasanya kamu sudah capek dan terengah-engah.

Di kantor atau pusat perbelanjaan, misalnya, kamu selalu memilih menggunakan lift daripada tangga. Meski ada tangga berjalan, dirimu tetap malas berjalan dulu sampai ke sana. Lebih praktis untukmu langsung masuk lift yang lebih dekat dan tinggal memencet tombolApalagi jika tangganya manual, kamu makin enggan menaiki dan menuruninya.

Jalan-jalan di sekitar rumah pun tak lagi pernah dilakukan. Padahal, jalan kaki rutin penting untuk menjaga kesehatan. Bila jalan kaki yang paling mudah dilakukan saja kamu malas, olahraga yang lain apalagi. Kenali apa saja yang membuatmu lebih malas melangkahkan kaki dan caranya biar lebih termotivasi. Mumpung masih muda, ayo aktif bergerak!

1. Punya kendaraan pribadi

ilustrasi berjalan (pexels.com/Brett Sayles)

Memiliki kendaraan pribadi sama sekali tidak salah. Sepeda motor atau mobil dapat amat membantu mobilitasmu sehari-hari. Harus diakui bahwa tak semua titik tujuan telah terhubung oleh transportasi massal. Jika kamu masih harus menyambung dengan ojek, biayanya menjadi lebih tinggi.

Maka mempunyai kendaraan pribadi bisa membuatmu lebih hemat. Begitu pula untukmu yang harus bekerja di lapangan. Hampir mustahil buatmu berpindah dari satu lokasi ke lokasi lain dalam waktu singkat apabila gak bawa kendaraan sendiri. Hanya saja, akibat negatifnya juga ada yaitu dirimu menjadi tambah malas berjalan.

Kamu terbiasa ke mana-mana menggunakan kendaraan pribadi. Berjalan kaki menjadi sangat melelahkan dan lambat. Walaupun jarak tujuanmu dekat, dirimu lebih suka menyalakan mesin kendaraan. Kamu harus disiplin dengan memilah kapan perlu membawa kendaraan atau berjalan kaki saja.

2. Takut berkeringat

ilustrasi berjalan bersama (pexels.com/Poetarojo)

Dibandingkan dengan naik motor atau mobil, berjalan kaki memang jauh lebih cepat untuk membuatmu berkeringat. Jangankan di siang hari yang panas, kamu berjalan kaki 30 menit sebelum pukul 6 pagi saja pulang-pulang pasti telah berkeringat banyak. Namun, justru berkeringat akan membuat tubuhmu terasa lebih bugar.

Terlebih bila dalam keseharian kamu selalu berada di ruangan ber-AC. Sekalinya dirimu berpeluh memang terasa gak nyaman sekali. Tubuh menjadi lengket, wajah berminyak, rambut lepek, dan kamu takut bau badan. Akan tetapi, semua itu sangat wajar terjadi pada orang yang sedang atau habis melakukan olahraga apa pun.

Malah penampilanmu yang berkeringat gara-gara jalan kaki menunjukkan betapa energiknya dirimu. Kamu berkeringat, agak lelah, tetapi juga merasa lebih kuat dan segar. Berbeda dengan keringat ketika badan meriang. Keringat tidak usah terlalu dipusingkan. Nanti juga kering sendiri bersama dengan suhu tubuh yang telah menjadi lebih dingin. Peluh yang menetes tinggal dilap dan nanti kamu cuci muka atau mandi setelah merasa lebih sejuk.

3. Kondisi jalan yang gak ramah pada pejalan kaki

ilustrasi berjalan (pexels.com/Keenan Constance)

Bisa juga kamu sebenarnya cukup ingin berjalan kaki. Namun, kondisi jalan di sekitarmu kurang menunjang. Sebagai contoh, trotoar malah beralih fungsi menjadi tempat berjualan. Kalaupun ada sisi trotoar yang bersih dari pedagang, kondisinya rusak parah. Berjalan di sana menuntut kehati-hatian ekstra biar kaki tak tersandung dan terkilir.

Sementara itu, bahu jalan pun digunakan buat parkir sembarangan. Pejalan kaki tidak lagi punya tempat. Apabila dirimu nekat berjalan lebih ke bagian tengah jalan yang ramai, tentu keselamatanmu dalam bahaya. Kamu dapat terserempet kendaraan dan disalahkan.

Keadaan seperti ini memang memprihatinkan. Telah seharusnya pejabat berwenang lebih memperhatikan ketersediaan jalur yang aman dan nyaman buat pejalan kaki. Jangan pejalan kaki malah seperti dianaktirikan. Untuk solusi sementara, kamu berjalan-jalan di tempat yang lebih nyaman saja seperti gelanggang olahraga atau pusat perbelanjaan sekalian cuci mata.

4. Cat calling

ilustrasi cat calling (pexels.com/Andrea Piacquadio)

Menyedihkan, tetapi pelecehan seksual memang masih kerap terjadi. Termasuk di tepi-tepi jalan yang ramai sekalipun. Korbannya biasanya perempuan yang berjalan kaki sendirian atau bersama teman sesama jenis. Ada saja pria iseng yang mengatakan hal-hal tak menyenangkan dan melecehkan.

Peristiwa seperti ini tidak terjadi pada pengendara motor apalagi mobil. Kamu aman dari siulan dan berbagai perkataan yang tak pantas dari orang-orang yang nongkrong di tepi jalan. Akan tetapi, kenyamanan dan keamanan dari cat calling yang diperoleh dari berkendara ini dapat melenakanmu.

Jarak dekat sekalipun lebih suka kamu tempuh dengan berkendara. Biar dirimu bisa tetap jalan kaki, tandai titik-titik yang kerap terdapat orang-orang iseng. Hindari berjalan kaki di area itu. Berjalanlah hanya di jalur yang bebas dari mereka. Kamu juga dapat memperhatikan jam mereka nongkrong dan lewat sana di luar waktu tersebut.

5. Terbiasa mager

ilustrasi berjalan (pexels.com/Andrea Rodríguez M.)

Jika kamu sudah terbiasa malas bergerak, boro-boro jalan kaki di luar rumah atau kos-kosan. Berjalan dari kamar tidur ke kamar mandi atau dapur saja malasnya bukan main. Dirimu sampai menahan haus demi gak banyak minum. Dengan begitu, kamu juga tak perlu sering-sering ke toilet.

Piring kotor bekas makan di kamar juga ditumpuk begitu saja. Dirimu baru akan membawanya ke dapur dan mencucinya setelah banyak sekali serta diserbu semut. Maka untuk membangkitkan semangatmu berjalan kaki, segala kebiasaan malas bergerak harus dilawan.

Dorong dirimu supaya bangkit dari kasur atau sofa. Mulai harimu dengan membereskan kamar lalu ruangan-ruangan yang lain. Bila ini sudah biasa dilakukan, kamu bakal mulai penasaran untuk berjalan-jalan sebentar di luar rumah atau kos-kosan. Dari waktu ke waktu, jarak tempuh dalam rutinitas jalan-jalanmu pun makin jauh.

6. Orang-orang di sekitarmu juga jarang jalan kaki

ilustrasi jalan kaki di tengah kota (pexels.com/Alina Chernii)

Kamu bisa menjadi cerminan dari orang-orang di sekitarmu. Artinya, pengaruh mereka terhadapmu cukup besar sampai membuat kalian mirip. Tidak terkecuali dalam kebiasaan jalan kaki. Bila dirimu berada di lingkungan yang orang-orangnya sering berjalan kaki, kamu cenderung mengikutinya.

Minimal, sejauh kakimu mampu melangkah. Berjalan bersama sejumlah orang di antara kendaraan-kendaraan yang melintas lebih nyaman daripada sendirian. Meski kalian tidak saling mengenal dekat, berjalan kaki menjadi tampak amat normal. Sebaliknya makin sedikit orang yang berjalan kaki di sekelilingmu, kamu pun makin enggan mencobanya.

Tak sekadar malas, terkadang sampai muncul perasaan dirimu layak dikasihani apabila menjadi satu-satunya orang yang berjalan kaki. Lalu timbul rasa malu karena kamu tidak memiliki kendaraan pribadi dan sebagainya yang bikin overthinking serta gak percaya diri. Jika orang-orang di sekitarmu jarang sekali berjalan kaki, tumbuhkan semangatmu untuk bergerak dengan mencatat bahkan mengunggah jumlah langkahmu setiap harinya.

Secara teori, berjalan kaki sangat mudah dilakukan selama kondisimu cukup sehat. Namun, dalam praktiknya bisa gak segampang itu. Rasa malas mendominasi ditambah faktor fasilitas trotoar, cuaca, dan bahaya pelecehan seksual yang mengintai. Meski begitu, usahakan untukmu tetap aktif bergerak biar badan gak jompo di usia muda.

This article is written by our community writers and has been carefully reviewed by our editorial team. We strive to provide the most accurate and reliable information, ensuring high standards of quality, credibility, and trustworthiness.

Editorial Team