6 Rekomendasi Buku Men Written by Women, Angin Segar dalam Sastra

Pernah dengar istilah "men written by women" sebelumnya? Terma itu sempat populer di media sosial, terutama bagi penggemar buku. Hingga kini, men written by women masih jadi salah satu tipe buku yang punya basis penggemar besar. Inti dari bacaan tersebut merujuk pada buku dengan lakon laki-laki yang ditulis pengarang perempuan.
Dengan perspektif itu, karakter laki-laki dalam buku jadi jauh dari red flag dan kesan toksik. Bahkan cenderung menggambarkan sifat-sifat ideal yang diinginkan perempuan dari laki-laki seperti instrospektif, tidak egois, dan menghargai orang lain. Kalau trope macam ini menarik perhatianmu, coba baca enam rekomendasi buku men written by women di bawah ini.
1. Frankenstein
Frankenstein bisa dibilang pelopor tren "men written by women" di dunia. Novel yang dipublikasi pertama kali pada 1818 ini ditulis Mary Shelley saat usianya masih 18 tahun. Ceritanya tentang seorang ilmuwan yang berhasil menciptakan sosok monster.
Dari sini cerita keduanya akan saling bertumpuk, bahkan terasa seperti satu orang yang sama. Frankenstein dan sang monster ciptaannya diceritakan sebagai dua sosok yang punya sifat manusiawi macam egois dan dengki, tetapi di satu sisi memiliki kesadaran tentang empati dan keinginan untuk terkoneksi dengan orang lain. Kompleksitas dan kepekaan itu yang bikin novel karangan Mary Shelley ini berbeda dari novel-novel lain yang pernah diterbitkan pada masa itu.