Iklan - Scroll untuk Melanjutkan
Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
ilustrasi bahagia
ilustrasi bahagia (pexels.com/Andrea Piacquadio)

Intinya sih...

  • Emosi negatif datang begitu kuat dan tak terkendali, seperti sedih, marah, cemas, atau takut.

  • Setelah emosi negatif mereda, kamu mulai meragukan dirimu sendiri dan merasa tidak cukup baik.

  • Kamu mulai sadar bahwa hidup memang berubah dan belajar melepaskan tanpa perlu melupakan masa lalu.

Disclaimer: This summary was created using Artificial Intelligence (AI)

Kamu pasti pernah merasa emosimu seperti roller coaster kan? Naik turun tanpa aba-aba. Sebenarnya itu adalah hal yang wajar, karena manusia secara alami akan melalui berbagai tahapan emosi saat menghadapi situasi sulit atau perubahan besar. Entah itu kehilangan, perpisahan, atau tekanan hidup, perasaan yang muncul itu bisa terasa sangat membingungkan bahkan melelahkan.

Kamu tahu nggak, kalau emosi itu tidak datang sekaligus, melainkan mengalir dalam beberapa tahapan tertentu, lho. Lalu, apa saja sih tahapan emosi itu? Yuk, kita bahas satu per satu.

1. Pertama, kamu akan mengalami emosi negatif yang datang begitu kuat dan tak terkendali

ilustrasi marah (pexels.com/Liza Summer)

Pertama-tama, kamu akan merasakan emosi negatif yang datang begitu kuat. Entah itu sedih, marah, cemas, atau bahkan takut yang bisa muncul tanpa alasan yang jelas. Tubuhmu pun ikut bereaksi, misalnya jantung berdebar lebih cepat, dadamu terasa sesak, atau kamu mengalami kesulitan tidur di malam hari. Pikiranmu dipenuhi pertanyaan yang tidak ada henti-hentinya, seperti “Kenapa ini terjadi padaku?” atau “Apa yang salah denganku?”.

Sebenarnya, semua itu adalah respons alami ketika kamu menghadapi trauma emosional atau perubahan besar dalam hidupmu. Ketika kamu mengalaminya, bukan berarti kamu lemah, melainkan kamu sedang berproses menghadapi sesuatu yang berat. Makanya, penting untuk kamu ingat untuk selalu memberi ruang bagi dirimu untuk merasakan emosi itu sepenuhnya. Jangan menghakimi dirimu sendiri, ya, karena rasa sakit juga merupakan bagian dari proses penyembuhan.

2. Setelah emosi negatif mulai mereda, kamu akan mulai meragukan dirimu sendiri

ilustrasi ragu pada diri sendiri (pexels.com/Andrew Neel)

Setelah emosi negatif mulai mereda, muncul fase ketika kamu mulai meragukan dirimu sendiri. Rasa percaya diri bisa menurun drastis, dan kamu merasa tidak cukup baik. Pikiran tentang kegagalan, ketidaklayakan, atau tidak pantas bahagia sering kali datang tanpa kamu sadari. Kamu bahkan akan merasa bersalah, malu, atau kecewa dan membuatmu menjauh dari orang-orang terdekat serta aktivitas yang dulu kamu sukai.

Di tahap ini memang akan terasa menyakitkan, karena seolah-olah kamu melawan dirimu sendiri. Namun, kamu tidak harus terus terjebak dalam perasaan itu, ya. Kamu bisa mulai dengan afirmasi positif sederhana, seperti menulis hal-hal baik tentang dirimu, atau berbagi dengan orang yang bisa melihatmu secara lebih jernih. Selain itu, pelan-pelan coba untuk fokus pada sisi-sisi positif dalam dirimu, sekecil apa pun itu, dan izinkan dirimu bertumbuh kembali.

3. Perlahan, kamu mulai sadar bahwa hidup memang berubah

ilustrasi merenung (pexels.com/Anastasia Shuraeva)

Perlahan kamu sudah mulai sadar bahwa hidup tidak akan kembali sama seperti dulu. Ada banyak hal yang berubah, dan sebagian di antaranya memang berada di luar kendalimu. Awalnya mungkin kamu merasa berat, tapi sedikit demi sedikit kamu belajar menerima kenyataan itu. Kamu pun mulai memahami bahwa perubahan adalah bagian alami dari kehidupan.

Emosimu mungkin masih bisa naik turun, tapi kali ini kamu tidak lagi melawan perasaan itu. Sebaliknya, kamu mencoba berdamai dengan apa yang muncul di dalam dirimu. Hari-harimu memang belum selalu mudah, namun kamu sudah bisa menapaki langkah baru dengan lebih tenang. Dan kini, masa lalu tidak lagi menjadi beban yang mengikatmu.

4. Kamu pun belajar melepaskan tanpa perlu melupakan

ilustrasi bahagia sendiri (unsplash.com/Nhom Nhom Duong)

Terkadang, kamu mungkin tidak sadar bahwa memegang masa lalu terlalu erat justru membuat hatimu semakin sakit. Saat kamu berada di tahap ini, kamu pun mulai menyadari hal tersebut. Kamu perlahan mengerti bahwa untuk bisa melangkah ke depan, ada hal-hal yang perlu dilepaskan. Bukan berarti masa lalu tidak penting, ya, tapi kamu berhak memiliki ruang baru untuk berkembang.

Ini jadi momen penting dalam perjalanan emosimu. Kamu tidak lagi merasa terjebak, melainkan mulai membuka diri untuk harapan baru. Meski langkahmu mungkin masih kecil, itu tetap berarti, kok. Yang terpenting, kamu sudah memilih untuk bergerak maju dan menemukan kembali arah hidupmu.

5. Kamu akhirnya mulai mencintai dirimu lagi, deh!

potret memeluk diri sendiri (freepik.com/benzoix)

Setelah kamu melewati banyak kelelahan batin, perlahan kamu mulai bisa melihat dirimu sendiri dengan lebih jernih. Rasa percaya diri yang dulu sempat hilang sedikit demi sedikit kembali muncul. Bukan karena semua masalah sudah selesai, tetapi karena kamu mulai belajar menerima dan menghargai dirimu apa adanya. Dari sini, kamu mulai sadar bahwa proses pulih tidak harus selalu sempurna.

Hal-hal kecil yang dulu terasa biasa, kini berubah menjadi pencapaian yang besar. Kamu sudah bisa tertawa lepas, keluar rumah, atau menyelesaikan satu tugas sederhana, dan hal itu sudah membuatmu merasa berharga. Kamu pun mulai memahami bahwa kamu tetap layak untuk bahagia, meski pernah terluka. Ini jadi tanda bahwa proses pemulihanmu sedang berjalan, meskipun perjalanan itu masih terus berlanjut.

6. Pada akhirnya, kamu mulai melihat dunia lebih terang dan positif

potret seseorang memandang langit (pexels.com/Andrea Piacquadio)

Pada akhirnya, kamu akan tiba di titik di mana hidupmu tidak lagi terasa sekelam sebelumnya. Kamu mulai melihat cahaya kecil yang memberimu harapan. Meski samar-samar, cahaya itu membuatmu sadar bahwa hidup masih bisa dijalani. Hal-hal sederhana pun kembali terasa berharga dan layak untuk disyukuri.

Kamu tidak lagi terus-menerus terpaku pada apa yang hilang. Sebaliknya, fokusmu sudah bergeser pada hal-hal yang masih bisa kamu lakukan dan nikmati. Ruang hatimu yang dulu dipenuhi luka kini mulai terisi rasa syukur, harapan, dan semangat baru. Dan ini bukan akhir perjalananmu, melainkan awal dari babak baru yang lebih bermakna.

Setiap emosi yang muncul dalam dirimu adalah wajar dan sah untuk dirasakan. Kamu tidak perlu menolaknya atau berpura-pura baik-baik saja, karena proses pulih memang bukan jalan lurus. Ada kalanya kamu merasa mundur, tersesat, atau jatuh lagi, dan itu tidak apa-apa, kok.

Yang paling terpenting adalah bagaimana, kamu terus berusaha melangkah dan mengenali dirimu lebih dalam. Dari semua yang sudah kamu lewati, kamu akan tumbuh menjadi pribadi yang lebih kuat, lebih bijak, dan lebih penuh kasih, deh. Semoga artikel ini bermanfaat untukmu, ya.

This article is written by our community writers and has been carefully reviewed by our editorial team. We strive to provide the most accurate and reliable information, ensuring high standards of quality, credibility, and trustworthiness.

Editorial Team