Iklan - Scroll untuk Melanjutkan
Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
ilustrasi membeli rumah (pexels.com/RDNE Stock project)
ilustrasi membeli rumah (pexels.com/RDNE Stock project)

Beli rumah pertama merupakan pencapaian penting dalam kehidupan seseorang. Hunian menjadi kebutuhan pokok di samping pangan dan sandang. Meski kebutuhan akan tempat tinggal bisa dicukupi dengan indekos atau mengontrak, kalau kamu bisa punya rumah sendiri tentu lebih baik.

Dirimu gak perlu membayar sewa per bulan yang barangkali terus naik. Kamu juga tidak usah lagi berurusan dengan pemilik properti yang kadang bersikap kurang baik. Namun, beli rumah pertama bagi milenial dan generasi Z memang bukan hal mudah. Harga rumah yang terus meningkat dan gak diimbangi kenaikan pendapatan secara signifikan bikin kepemilikan rumah terasa sebagai kemewahan.

Bila pun dananya sudah tersedia, tetap saja dirimu barangkali ragu buat membelinya. Ada rasa takut kalau-kalau uangnya ternyata tidak cukup, suasananya tak senyaman di kos-kosanmu yang lebih strategis, dan sebagainya. Jangan biarkan semua kekhawatiran ini menggagalkan rencanamu untuk punya hunian pribadi. Berikut enam tipsnya agar dirimu dapat segera memiliki properti.

1. Menyiapkan uangnya

ilustrasi membeli rumah (pexels.com/Mikhail Nilov)

Tidak bisa dimungkiri bahwa persoalan paling krusial dalam rencana pembelian rumah ialah tentang banyaknya uang yang dibutuhkan. Harga rumah bersubsidi saja hampir 200 juta rupiah di Jawa Tengah. Rumah komersial lebih mahal lagi meski ukurannya tidak terlalu jauh berbeda.

Apa pun rencana pembayaranmu, menyiapkan uangnya menjadi hal yang sangat penting. Persiapan ini barangkali butuh waktu agak panjang. Tergantung jumlah pendapatan dan kemampuanmu dalam menabung. Untukmu yang hendak membeli rumah secara cash, masa menabung lebih panjang.

Apabila uang telah tersedia dalam jumlah yang cukup untuk DP dan cicilan rumah atau membelinya dengan cash atau cash by progress, dirimu otomatis lebih mantap buat segera bertransaksi. Tinggal memilih harga hunian yang sesuai dengan bujet. Jika uangnya belum ada dan kamu masih kesulitan menabung, rasa percaya dirimu menjadi rendah. Rumah pribadi seakan-akan mustahil dimiliki.

2. Kalau bisa terbeli sebelum berkeluarga

ilustrasi membeli rumah (pexels.com/RDNE Stock project)

Kenapa penting buat kamu mengusahakan pembelian rumah sebelum mulai berumah tangga? Alasannya, kebutuhanmu belum sebanyak seandainya sudah ada pasangan apalagi anak-anak. Dirimu juga leluasa membeli rumah di mana pun. Ukuran rumah yang hanya cukup buat satu orang pun tak masalah.

Artinya, kamu bisa mencari rumah dengan harga yang paling sesuai kantong. Jika rencana pembelian rumah baru dibuat setelah dirimu menikah dan mempunyai momongan, menabung tambah sulit. Anak harus menjadi prioritas baik terkait pemenuhan gizi maupun pendidikannya.

Akibatnya, pembelian rumah cenderung akan terus ditunda. Padahal, harga tanah dan bangunan kian mahal. Bisa-bisa sampai anak besar pun kamu tetap belum punya rumah. Apabila nanti dirimu menikah dan pindah rumah, toh rumah yang sudah dibeli dapat dijual dengan harga yang lebih tinggi. Atau, rumah tersebut disewakan dan menambah pemasukanmu.

3. Siap hidup lebih sederhana

ilustrasi membeli rumah (pexels.com/Vitaly Gariev)

Kesiapan hidup lebih sederhana dengan pembelian rumah amat berkaitan. Selama dirimu menyisihkan uang bakal membeli rumah, tentu gaya hidup yang biasanya agak tinggi mesti diturunkan. Terutama jika penghasilanmu gak terlalu besar. Makin banyak uang yang dapat ditabung makin baik.

Setelah dirimu berhasil membeli rumah pun, cicilan puluhan tahun telah menanti. Bila cicilannya cukup tinggi dibandingkan dengan penghasilanmu, tanpa hidup sesederhana mungkin bisa-bisa gak terbayarkan dengan baik. Begitu pula jika kamu membelinya secara cash. 

Meski setelahnya dirimu tidak ada tanggungan lagi, tabungan tinggal sedikit sekali. Kamu yang sebelumnya terbiasa punya cukup banyak uang pasti merasa kaget dan kurang nyaman. Sampai 1 atau 2 tahun ke depan boleh jadi dirimu mesti hidup lebih hemat sembari mengisi rumah sedikit demi sedikit. Keuanganmu bakal kembali stabil pelan-pelan.

4. Cari dukungan dari sesama pejuang rumah

ilustrasi membeli rumah (pexels.com/Ivan Samkov)

Pejuang rumah di sini artinya baik orang yang masih berusaha keras bisa memiliki rumah atau sudah berhasil membelinya. Keduanya tahu betul apa yang diinginkan olehmu. Mereka akan mendukung rencanamu untuk membeli rumah. Jangan malah kamu berdekatan dengan orang yang memandang rumah pribadi tidak penting.

Meski alasannya bermacam-macam dan lama-lama terdengar masuk akal, fokus saja pada akibatnya. Yaitu, bikin dirimu ingin mengurungkan rencana pembelian rumah. Apalagi kalau argumentasi mereka adalah uang ratusan juta rupiah bakal beli rumah di daerah pinggiran bisa dipakai untuk membayar kos-kosan yang cukup mewah selama sekian tahun.

Pasti ada sisi hatimu yang membenarkan. Dirimu membayangkan tinggal di kamar kos-kosan yang mirip kamar hotel. Layanannya lengkap dan lingkungannya sudah ramai. Rasanya memang lebih menyenangkan daripada kamu membeli rumah kosong di daerah pinggiran. Akan tetapi, ingat bahwa rumah yang dibeli menjadi milikmu, sedangkan kamar kos selamanya punya orang lain.

5. Mencari informasi dari berbagai developer dan agen properti

ilustrasi membeli rumah (pexels.com/Anastasia Shuraeva)

Kemantapan hati dalam membeli rumah pertama juga banyak dipengaruhi oleh interaksimu yang paling sering dengan siapa. Jika dirimu sudah beberapa bulan bahkan tahun gigih menghubungi berbagai developer dan agen properti, semangat membeli rumah menjadi berlipat.

Kian hari kian banyak informasi tentang proyek perumahan baru atau rumah bekas yang dijual. Dirimu juga tahu harga kaveling, biaya jika hendak membangunnya sendiri, dan berbagai tips untuk menghindari pengembang nakal. Kamu menjadi lebih mantap buat suatu saat nanti memiliki rumah sendiri.

Gunakan media sosialmu untuk mengikuti akun-akun pengembang perumahan serta agen properti yang tepercaya. Jangan ragu untuk meninggalkan pesan seperti bertanya tentang price list dan lokasi properti. Meski saat itu harganya masih melebihi bujet, lama-kelamaan dirimu pasti menemukan harga rumah yang cocok. Atau, kamu tambah semangat dalam mencari kekurangan dananya.

6. Memantapkan tujuan hidupmu

ilustrasi membeli rumah (pexels.com/Gustavo Fring)

Kamu telah bekerja beberapa tahun. Pemenuhan kebutuhan sehari-hari sudah tidak ada masalah. Penghasilanmu sedikit demi sedikit mungkin meningkat. Kalaupun malah terjadi penurunan, secara umum dirimu masih dapat makan dan menabung walau nominalnya lebih kecil.

Pertanyaannya, apakah kamu ingin kehidupanmu selamanya begini? Meski hidup dengan kondisi seperti sekarang juga terasa baik-baik saja, alangkah bagusnya apabila kehidupanmu menunjukkan perkembangan. Ada perkembangan dalam aspek karier dan kualitas diri.

Ada pula perkembangan dalam hal kepemilikan aset. Mulailah dari tekad punya rumah buat dihuni sendiri. Begitu rumah pertama terbeli, nanti kamu bakal membayangkan memiliki properti lainnya buat disewakan atau dijual kembali beberapa tahun ke depan dengan harga berlipat. Rumah pertama adalah langkah penting untuk membawamu ke tujuan hidup yang lebih besar. 

Perjuangan beli rumah pertama memang tidak mudah. Cegah semangatmu surut di tengah jalan. Bila dananya sudah ada, lebih baik kamu menyegerakan pembelian rumah meski ukurannya gak sebesar keinginan. Berani serta mampu beli rumah pertama membuka kesempatanmu memiliki properti kedua dan seterusnya.

This article is written by our community writers and has been carefully reviewed by our editorial team. We strive to provide the most accurate and reliable information, ensuring high standards of quality, credibility, and trustworthiness.

Editorial Team