7 Alasan Kenapa Kamu Tidak Boleh Mengumbar Kesedihan di Media Sosial

Media sosial sudah menjadi tempat kreasi yang tidak terbatas bagi penggunanya. Bukan hanya sekadar untuk unjuk diri atau memamerkan gaya hidup, tetapi juga sebagai ajang cari sensasi sekadar menarik simpati dan dukungan dari netizen.
Kegunaan media sosial sekarang semakin berubah ke hal-hal yang menyangkut privasi seseorang yang tidak sepantasnya orang lain tahu. Bijak dalam menggunakan medsos itu sangat penting, apalagi yang sering galau atau labil akan mudah saja menggunakannya untuk hal-hal yang merugikan orang lain maupun diri sendiri.
Mengumbar kesedihan di media sosial di saat tidak ada orang lain yang bisa kita ajak curhat bukanlah solusi yang tepat atas suatu masalah. Jika kamu sedikit lebih berpikir sejenak, banyak sekali kerugian yang akan kamu dapatkan jika semua orang tahu bahwa kamu memiliki karakter yang sangat lemah.
1. Dalam pekerjaan, pimpinan akan menilai tingkat pengendalian emosimu lewat status-statusmu yang ada di media sosial
Kepribadian dan kesiapan mental dalam bekerja akan sangat ditentukan lewat jejak digital yang kamu tulis di media sosial. Semua orang tanpa terkecuali bos, atasan, atau pimpinan akan menilai orang seperti apakah kamu dalam menyikapi suatu masalah.
Mungkin mereka akan ragu memberikan tanggung jawab yang besar setelah membaca status-statusmu. Karena urusan pribadi kerap kali berdampak negatif terhadap pekerjaan, maka karyawan yang terlalu pesimis menjadi kurang daya tarik bagi promosi perusahaan.