Iklan - Scroll untuk Melanjutkan
Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
ilustrasi menangis (pexels.com/Karolina Grabowska)

Lingkungan sekitar ada kalanya diisi dengan orang-orang yang memiliki karakter toksik. Sudah jelas mereka yang berbuat kesalahan dengan menyakiti orang lain. Tapi justru membalik keadaan seolah dirinya menjadi sosok orang yang menderita dan terpojok.

Aksinya ini dilakukan untuk menarik simpati dari orang-orang sekitar. Meskipun sebenarnya ia adalah sosok di balik permasalahan yang terjadi. Tanpa disadari, ternyata sikap playing victim justru menurunkan kualitas diri. Sudah kah kamu tahu alasannya? Mari baca tujuh penjelasan di bawah ini.

1. Kurangnya tanggung jawab pribadi

ilustrasi merasa rapuh (pexels.com/RDNE Stock Project)

Ada kalanya kita dihadapkan dengan orang-orang yang gemar playing victim. Sebenarnya mereka adalah sosok utama di balik kerusuhan yang terjadi. Tapi jangan mudahnya membalik keadaan seolah menjadi manusia paling tersakiti.

Padahal sikap playing victim justru menurunkan kualitas diri. Seseorang turut melupakan tanggung jawab pribadi. Ketika seseorang selalu menempatkan dirinya sebagai korban, mereka cenderung tidak mengambil tanggung jawab atas keadaan mereka sendiri.

2. Seolah mewajarkan tindakan pengecut

Editorial Team