Cyrenaics adalah salah satu cabang dari ajaran Socrates. Kelompok ini didirikan sekitar tahun 400 SM oleh salah satu siswa Socrates, seorang pria Afrika Utara bernama Aristippus. Menurut kepercayaan mereka, pengetahuan dan pengalaman setiap orang bersifat subyektif, hanya berdasarkan pada apa yang telah terjadi pada mereka.
Mereka percaya kalau kebenaran adalah hal yang bersifat pribadi. Mereka juga percaya kalau kita tidak dapat mengetahui dengan pasti tentang hal-hal dan orang-orang di sekitar kita, hanya apa yang kita rasakan untuk diri kita sendiri.
Seperti yang dilansir dari Internet Encyclopedia of Philosophy, para Cyrenaics mengajarkan kalau satu-satunya tujuan nyata dalam hidup adalah kesenangan di masa sekarang, bahwa manusia harus melakukan apa yang membuat mereka paling bahagia saat ini daripada merencanakan masa depan yang, pada akhirnya, selalu tidak dapat diketahui dan tidak pasti.
Kesenangan fisik adalah yang paling penting, dan semua tindakan harus diambil untuk memaksimalkan jumlah kesenangan yang dilakukan seseorang pada saat itu. Tentu saja pandangan ini sangat egois, karena menyatakan kalau kesenangan diri sendiri harus diprioritaskan daripada kesenangan masyarakat, kota, atau penduduk secara keseluruhan.
Selain pengabaian terang-terangan pada kesejahteraan orang lain, filsafat ini juga mengabaikan tradisi dan norma sosial. Aristippus mengajarkan bahwa pada dasarnya tidak ada yang salah dengan hal-hal tabu seperti inses, hanya konvensi sosial yang membuatnya salah.
Menurutnya, makna hidup yang sebenarnya dapat ditemukan dengan mengabaikan batasan-batasan tersebut dan melakukan apa yang paling menyenangkan bagi diri kalian saat ini. Cyrenaics sangat berkaitan dengan Epikureanisme, tetapi lebih vulgar, yang juga menjadi cikal bakal dari paham hedonisme.