7 Langkah Menangani Impostor Syndrome sebagai Penulis Kreatif

Penulis kreatif adalah individu yang mengekspresikan ide, pemikiran, atau cerita melalui penggunaan imajinasi dan kreativitas. Biasanya, penulis kreatif berfokus pada penciptaan karya-karya sastra atau seni yang unik, sering kali termasuk dalam genre seperti fiksi, puisi, drama, dan prosa kreatif. Penulis kreatif tidak hanya menyampaikan informasi secara faktual, tetapi juga menekankan ekspresi pribadi, gaya unik, dan pemikiran inovatif.
Sebagai penulis kreatif, kamu tentu pernah mengalami impostor syndrome. Dilansir Ncbi, impostor syndrome (IS) merupakan suatu fenomena kesehatan dalam perilaku yang ditandai oleh merasa ragu terhadap kecerdasan, keterampilan, atau pencapaian diri sendiri, terutama pada individu yang telah mencapai prestasi tinggi. Lalu, bagaimana langkah menangani impostor syndrome sebagai penulis kreatif?
1. Evaluasi unsur yang dapat dipercaya dan yang bersifat khayalan
Impostor syndrome dapat muncul ketika kamu meragukan kemampuan kamu dan merasa tidak pantas meraih kesuksesan yang telah dicapai. Untuk menghadapi tantangan ini, evaluasi terhadap karya-karya yang telah dihasilkan menjadi langkah pertama yang krusial. Menganalisa feedback yang diterima dari pembaca, editor, atau rekan seprofesi dapat membantu kamu mengidentifikasi kekuatan dan kelemahan yang nyata.
Dengan menilai karya secara objektif, kamu dapat memperoleh pandangan yang lebih seimbang terhadap kemampuan dan pencapaian kamu. Selain itu, kamu perlu memahami bahwa setiap karya seni memiliki unsur subjektivitas yang inheren. Jika kamu terlalu terjebak dalam ekspektasi dan standar yang tidak realistis, impostor syndrome bisa semakin menguat.