Iklan - Scroll untuk Melanjutkan
Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
ilustrasi berbelanja di supermarket (pexels.com/Jack Sparrow)
ilustrasi berbelanja di supermarket (pexels.com/Jack Sparrow)

Ramadan sering kali identik dengan peningkatan pengeluaran, mulai dari kebutuhan berbuka, sahur, hingga persiapan lebaran. Euforia menyambut bulan suci sering kali membuat kita lupa untuk mengontrol pengeluaran, sehingga tanpa disadari anggaran membengkak. Akibatnya, keuangan bisa menjadi kacau bahkan sebelum Ramadan berakhir.

Meski niatnya baik, seperti ingin menyajikan makanan enak untuk keluarga atau berbagi lebih banyak dengan orang lain, tanpa perencanaan yang baik, pengeluaran bisa menjadi tidak terkendali. Padahal, esensi Ramadan bukanlah berlebihan dalam konsumsi, melainkan menumbuhkan sikap sederhana dan berbagi dengan sesama.

Agar Ramadan tetap berjalan dengan penuh berkah tanpa membuat dompet menipis, berikut beberapa tips yang bisa membantumu mengelola pengeluaran dengan lebih bijak.

1. Buat anggaran belanja ramadan

ilustrasi seseorang sedang menghitung anggaran bulanan (unsplash.com/@kellysikkema)

Menentukan anggaran belanja sebelum Ramadan dimulai adalah langkah pertama agar pengeluaran tetap terkendali. Buatlah daftar kebutuhan utama seperti bahan makanan, zakat, sedekah, serta keperluan ibadah. Dengan adanya anggaran yang jelas, kamu bisa lebih disiplin dalam mengalokasikan uang dan menghindari pembelian yang tidak perlu.

Selain itu, tentukan batas pengeluaran harian atau mingguan agar tidak terlalu boros dalam satu waktu. Dengan demikian, kamu bisa menjaga keseimbangan keuangan selama Ramadan tanpa harus khawatir kehabisan dana di akhir bulan. Anggaran ini bukan sekadar dibuat, tapi juga harus dipatuhi agar benar-benar efektif.

2. Prioritaskan kebutuhan, bukan keinginan

ilustrasi berbelanja di supermarket (pexels.com/Jack Sparrow)

Saat berbelanja, bedakan antara kebutuhan dan keinginan. Kebutuhan adalah hal yang benar-benar diperlukan, seperti bahan makanan untuk sahur dan berbuka, sedangkan keinginan biasanya bersifat impulsif, seperti membeli camilan berlebihan atau barang-barang yang tidak terlalu penting.

Agar tidak tergoda membeli sesuatu yang tidak direncanakan, coba buat daftar belanja sebelum pergi ke pasar atau supermarket. Patuhi daftar tersebut dan hindari tergoda dengan promo atau diskon yang sebenarnya tidak terlalu dibutuhkan. Ingat, tidak semua yang murah berarti perlu dibeli!

3. Belanja secara cerdas dan hemat

ilustrasi pasangan yang sedang berbelanja (pexels.com/Jack Sparrow)

Belanja di pasar tradisional atau memilih bahan makanan segar dari pedagang lokal sering kali lebih murah dibandingkan supermarket besar. Selain itu, harga di pasar biasanya lebih fleksibel dan bisa ditawar, sehingga memungkinkan kamu mendapatkan harga terbaik untuk kebutuhan Ramadan.

Tak hanya itu, belanja dalam jumlah besar atau grosir untuk kebutuhan sebulan bisa menghemat biaya dibandingkan membeli sedikit-sedikit. Misalnya, membeli beras, gula, dan minyak dalam kemasan besar bisa lebih ekonomis dibandingkan membeli dalam ukuran kecil secara berkala.

4. Manfaatkan promo dengan bijak

ilustrasi tulisan promosi (pexels.com/Kaboompics.com)

Banyak supermarket dan e-commerce menawarkan promo besar-besaran selama Ramadan, seperti diskon sembako atau cashback belanja. Namun, jangan sampai promo ini justru membuatmu boros dengan membeli barang yang tidak diperlukan hanya karena tergiur harga murah.

Gunakan promo hanya untuk barang yang sudah ada dalam daftar belanjaanmu. Bandingkan harga sebelum membeli, dan pastikan bahwa promo tersebut benar-benar memberikan keuntungan, bukan sekadar trik pemasaran untuk membuatmu belanja lebih banyak.

5. Masak sendiri di rumah

ilustrasi menyiapkan makanan bersama anak (pexels.com/Monstera Production)

Memasak sendiri bukan hanya lebih hemat, tetapi juga lebih sehat karena kamu bisa mengontrol bahan dan porsinya. Jika dibandingkan dengan membeli makanan siap saji atau berbuka di restoran, memasak sendiri bisa menghemat pengeluaran hingga 50%.

Cobalah buat menu berbuka yang sederhana namun tetap bergizi. Selain itu, masak dalam porsi yang cukup agar tidak ada makanan yang terbuang sia-sia. Jika memungkinkan, buat jadwal menu mingguan agar lebih mudah dalam mengatur belanja bahan makanan.

6. Kurangi jajan dan buka puasa di luar

ilustrasi makan di restoran (pexels.com/Brett Stone)

Berbuka puasa di luar rumah memang menggoda, apalagi jika bersama teman atau keluarga. Namun, biaya makan di restoran biasanya jauh lebih mahal dibandingkan jika kamu memasak sendiri. Tidak ada salahnya sesekali berbuka di luar, tetapi jika terlalu sering, pengeluaran bisa membengkak tanpa disadari.

Jika ingin berbuka bersama teman atau keluarga, pertimbangkan untuk mengadakan buka bersama di rumah dengan konsep potluck, di mana setiap orang membawa makanan masing-masing. Selain lebih hemat, cara ini juga membuat kebersamaan lebih terasa.

7. Jangan tergoda belanja baju lebaran berlebihan

ilustrasi memilih baju untuk di beli (pexels.com/Ron Lach)

Membeli baju baru untuk lebaran memang sudah menjadi tradisi, tetapi bukan berarti harus berlebihan. Cukup beli satu set pakaian yang benar-benar dibutuhkan, bukan karena ingin mengikuti tren.

Alternatif lainnya, kamu bisa menggunakan kembali baju lama yang masih layak pakai atau membeli pakaian preloved yang lebih murah namun tetap berkualitas. Esensi lebaran bukanlah tentang pakaian baru, melainkan tentang kebersihan hati.

Dengan membuat anggaran, berbelanja cerdas, dan mengutamakan kebutuhan daripada keinginan, kamu bisa menikmati Ramadan dengan lebih tenang tanpa khawatir dompet terkuras. Sebisa mungkin, alokasikan sebagian dari pengeluaran untuk bersedekah kepada mereka yang membutuhkan, karena di situlah letak keberkahan sebenarnya.

This article is written by our community writers and has been carefully reviewed by our editorial team. We strive to provide the most accurate and reliable information, ensuring high standards of quality, credibility, and trustworthiness.

Editorial Team