Writer’s block menjadi masalah umum yang kerap melanda setiap penulis entah bagi penulis pemula maupun profesional. Kondisi ini terjadi ketika mengalami kebuntuan dalam melanjutkan tulisan baik itu di awal, di tengah atau di akhir pengerjaan. Pikiran seakan-akan terblokir, kehabisan ide, mungkin seperti ada kata-kata yang ingin dituliskan namun tiba-tiba mandek alias berhenti.
Penulis kenamaan dunia, J.K Rowling saja pernah mengalami writer’s block ketika mengarang buku Harry Potter dan The Chamber of Secrets. Bahkan Dee Lestari juga pernah alami writer’s block saat mengerjakan novelnya. Istilah writer’s block pertama kali diperkenalkan oleh psikoanalisis Edmund Bergler sebagai “a neurotic inhibition of productivity in creative writers.” Kelihatannnya sederhana, namun bagi penulis yang mengalaminya writer’s block hal ini tidaklah pernah sederhana.
Maka, tidak perlu memaksakan diri untuk terus menulis. Writer’s block secara tidak langsung memberikan sinyal bahwa otak terlalu penat dan penuh. Untuk itu, harus istirahat. Lantas, bagaimana cara mengatasinya?