Iklan - Scroll untuk Melanjutkan
Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
ilustrasi tukang bangunan (pexels.com/Irgi Nur Fadil)
ilustrasi tukang bangunan (pexels.com/Irgi Nur Fadil)

Memiliki rumah sendiri berarti kamu juga harus siap kalau sewaktu-waktu ada kerusakan dan perlu perbaikan. Jika dirimu masih dapat mengerjakannya sendiri tentu baik serta dari segi biaya menjadi lebih hemat. Namun, kemampuanmu pasti juga terbatas.

Jangan ragu buat memanggil tukang ke rumah daripada nekat berusaha memperbaiki sesuatu sendiri, tapi hasilnya malah tambah berantakan. Untukmu yang baru akan pertama kali ini memakai jasa tukang, cegah kamu sampai salah dalam mempekerjakan orang. Kamu gak bisa asal memanggil orang yang biasa bekerja di proyek bangunan.

Keliru memilih tukang akan berakibat pekerjaan tidak beres, waktu pengerjaannya molor, dan biaya membengkak. Kalau ada rekomendasi tukang dari teman atau tetangga tentu lebih baik daripada kamu mencoba-coba tukang yang masih asing. Tapi secara umum, dirimu dapat memperhatikan delapan tips berikut ketika memanggil tukang ke rumah.

1. Pastikan keahliannya sesuai dengan kebutuhanmu

ilustrasi perbaikan (pexels.com/Richard Low Hong)

Tukang yang sudah puluhan tahun bekerja pun tak berarti dapat mengerjakan semua hal terkait perbaikan rumah. Ada tukang bangunan yang kemampuannya lebih pada mendirikan bangunan. Ada pula tukang listrik, drainase, AC, taman, kunci, atau khusus pemasangan pagar besi. Tentukan kebutuhan atau kerusakan apa saja yang terjadi di rumahmu biar kamu gak salah memilih tukang.

Meski beberapa tukang juga bisa mengerjakan hal-hal di luar kemampuan utamanya, terbaik adalah menyerahkan pekerjaan pada ahlinya. Dari perhitungan biaya awal memang terlihat lebih banyak bila tukang yang diperlukan macam-macam. Namun, hasilnya jelas memuaskan ketimbang dikerjakan oleh tukang lain yang bukan bidangnya.

2. Ada perbedaan upah antartukang yang ahli dan hanya membantu

ilustrasi tukang bangunan (pexels.com/Ron Lach)

Tingkat keahlian tukang berbeda-beda. Tukang bangunan misalnya, biasanya tidak bekerja sendirian. Mereka selalu dibantu oleh orang yang mengerjakan tugas-tugas lebih ringan mirip asisten. Misalnya, mengaduk adonan semen dan pasir, mengangkat bata, dan sebagainya. Mengingat tingkat kesulitan pekerjaannya berbeda, upahnya juga tak sama.

Biasanya, tukang yang ahli sudah punya orang-orang yang membantunya ketika ada pekerjaan. Kamu dapat menanyakan upah masing-masing. Ini juga berbeda di setiap daerah. Ada daerah yang standar tukang ahli 150 sampai 200 ribu ribu rupiah per hari, sedangkan pembantunya maksimal 100 ribu rupiah. Ikuti saja kewajaran upah tukang di lingkungan tempat tinggalmu.

3. Perbandingan keduanya mesti tepat biar renovasi cepat beres

ilustrasi bekerja (pexels.com/CÔNG TY CP THI CÔNG MỘC PHÁT)

Hampir semua pekerjaan renovasi besar memerlukan tukang, baik tukang yang sudah amat ahli maupun tukang junior yang bertugas membantu. Pastikan perbandingan keduanya tepat biar pekerjaan tak terkendala. Kalau tukang yang ahli jauh lebih banyak daripada orang yang membantu, nanti mereka terlalu lama menunggu adonan semen atau bata yang mesti dinaikkan.

Sebaliknya, jika tukang yang ahli cuma 1 atau 2 sedangkan pembantunya lebih banyak, para tukang junior ini akan lebih sering menganggur. Sementara pekerjaan tidak juga menjadi lebih cepat selesai karena tukang ahlinya kurang. Padahal, uang yang dibayarkan untuk upah setiap hari masing-masing tukang tetap. Umumnya perbandingan 2:1 atau 3:2 untuk tukang ahli versus tukang bantu-bantu telah cukup. 

4. Kamu akan menyediakan makanan dan minuman atau diganti dengan uang

ilustrasi tukang bangunan (pexels.com/Andrea Piacquadio)

Pekerjaan tukang khususnya bangunan sangat berat. Mereka bekerja dari pagi sampai sore sehingga perlu minuman, makanan ringan, serta makanan berat. Hal ini mesti dibicarakan secara langsung dengan mandornya atau tukang yang paling senior. Buat kesepakatan apakah kamu akan menjamu mereka atau diganti dengan uang saja.

Bila dirimu mengganti jatah minuman serta aneka makanan dengan uang, biasanya mereka akan membeli minuman dan makanan untuk bersama atau bawa bekal sendiri-sendiri. Pastikan uang penggantinya layak buat membeli makanan serta minuman sesuai jumlah tukang dan kebutuhan dalam sehari. Kalau dirimu ingin memasak sendiri sediakan air minum yang banyak, karbohidrat yang cukup karena pekerjaan mereka berat, serta lauk-pauk yang pantas biar semangat kerja meningkat.

5. Siapa yang akan belanja bahan-bahan?

ilustrasi memasang jendela (pexels.com/Ksenia Chernaya)

Jika perbaikan di rumahmu memerlukan belanja aneka bahan bangunan, tentukan siapa yang hendak pergi ke toko? Apabila kamu sendiri yang berbelanja, berarti wajib tahu aneka material bangunan. Minta tukang menjelaskan secara rinci jenis serta ukuran bahan yang diperlukan dan catat biar kamu gak lupa.

Keuntungan dari dirimu yang pergi ke toko adalah pengeluaran lebih terkontrol. Tidak ada kemungkinan uang belanja dikorupsi oleh oknum tukang yang tidak bertanggung jawab. Akan tetapi jika kamu repot sekali, mending menyerahkannya pada tukang yang tepercaya.

Dirimu juga bisa meminta toko bangunan untuk mengirim nota tagihan padamu dengan perincian apa saja yang dipesan tukang. Di situ kamu dapat mengecek kebenaran isi nota dengan barang yang sampai di rumah. Sebaiknya hindari menyerahkan uang besar langsung pada tukang. Kecuali, dari awal memang konsepnya sudah borongan sehingga kamu membayar jasa tukang sekaligus material yang diperlukan pada mandornya.

6. Perlu bikin rencana kerja dan target penyelesaian

ilustrasi tukang bangunan (pexels.com/Antoni Shkraba)

Rencana kerja bukan hanya menjadi pengetahuan para tukang yang bekerja. Kamu sebagai pihak yang memakai jasanya juga perlu tahu apa dulu yang akan mereka kerjakan. Juga rencana harian seperti besok apa lagi yang hendak diteruskan. Kalau gak begini, nanti rencana kerja berantakan sehingga hasilnya pun tidak terlihat signifikan.

Batasi pula waktunya biar rumahmu segera dapat dihuni kembali dengan nyaman. Jangan membayar tukang secara harian tanpa dirimu memberikan tenggat pengerjaan. Soal tenggat ini memang kudu dirundingkan di awal dengan tukang biar mereka dapat mengukur kemampuan kerja dibandingkan waktu yang tersedia. Kalau waktu pengerjaan gak dibatasi, mereka bisa santai-santai demi terus memperoleh upah harian.

7. Keamanan barang-barang pribadi menjadi tanggung jawabmu

ilustrasi tukang bangunan (pexels.com/Mikael Blomkvist)

Adanya banyak orang yang bekerja dan masuk serta keluar rumah meningkatkan risiko untuk keamanan rumahmu. Bahaya bisa datang dari perilaku oknum tukang yang tidak bertanggung jawab atau orang luar yang memanfaatkan keadaan selagi para tukang bekerja. Dia bisa menyelinap masuk ke rumah dan mengambil barang-barang berhargamu.

Selain bahaya yang disebabkan oleh ulah manusia; kerusakan barang-barang di rumah juga bisa disebabkan oleh debu, tumpahan cat dan semen, atau kejatuhan bahan bangunan. Pastikan kamu sudah menggeser dan menutup perabot rumah sebelum renovasi dilakukan. Jangan lupa bawa barang berhargamu dan kunci pintu setiap kamar yang tidak direnovasi bila kamu hendak pergi.

8. Tetap lakukan pengawasan

ilustrasi tukang las pagar (pexels.com/Zainab Noor)

Semua pekerjaan memerlukan pengawasan. Sekalipun sudah ada mandornya, pengawasan langsung darimu tetap dibutuhkan. Sebab keteledoran tukang dalam bekerja bakal berakibat langsung padamu sebagai pengguna jasanya. Cek perkembangan hasil kerja mereka secara berkala.

Kalau kamu sampai perlu mengungsi dulu akibat renovasi besar-besaran, datanglah menengok rumahmu setidaknya 2 kali dalam sehari. Yaitu, pagi saat tukang bersiap bekerja agar dirimu tahu rencana kerja hari itu. Kemudian sore sebelum mereka pulang biar kamu bisa mengecek hasil kerjanya dan bahan bangunan yang masih kurang.

Walaupun dirimu gak terlalu memahami pertukangan, jangan menutup mata ketika berbagai perbaikan dilakukan di rumahmu. Tetaplah menyeleksi tukang yang akan dipekerjakan, menjalin komunikasi yang baik dengan mereka, bersama-sama menetapkan rencana kerja, dan lakukan pengawasan. Semoga prosesnya berjalan lancar, hasilnya memuaskan, dan tidak makan terlalu banyak biaya.

This article is written by our community writers and has been carefully reviewed by our editorial team. We strive to provide the most accurate and reliable information, ensuring high standards of quality, credibility, and trustworthiness.

Editorial Team