ilustrasi menasihati (pexels.com/MART PRODUCTION)
Dalam menasihati seseorang hendaknya tidak didorong karena prasangka-prasangka yang buruk. Jangan sibuk menggali kesalahan-kesalahan orang lain. Apalagi sampai membuat-buat kesalahan yang nantinya disandarkan kepada mereka.
Suudzon atau buruk sangka juga merupakan perilaku yang harus dijauhi oleh umat Islam. Sebagaimana yang disebutkan dalam Firman-Nya, surah Al-Hujurat ayat 12, Allah Subhanahu Wa Ta'ala berfirman yang artinya,
"Wahai orang-orang yang beriman, jauhilah banyak prasangka! Sesungguhnya sebagian prasangka itu dosa. Janganlah mencari-cari kesalahan orang lain dan janganlah ada di antara kamu yang menggunjing sebagian yang lain. Apakah ada di antara kamu yang suka memakan daging saudaranya yang sudah mati? Tentu kamu merasa jijik. Bertakwalah kepada Allah! Sesungguhnya Allah Maha Penerima Tobat lagi Maha Penyayang."
Dalam hadits juga diterangkan mengenai larangan buruk sangka, Rasulullah Shallallahu 'alaihi wasallam bersabda yang artinya,
“Berhati-hatilah kalian dari tindakan berprasangka buruk, karena prasangka buruk adalah sedusta-dusta ucapan. Janganlah kalian saling mencari berita kejelekan orang lain, saling memata-matai, saling mendengki, saling membelakangi, dan saling membenci. Jadilah kalian hamba-hamba Allah yang bersaudara.” (HR Bukhari No 6064, Muslim No 2563)
Sebagai seorang muslim sebaiknya senantiasa mencari kemungkinan-kemungkinan yang baik untuk saudara seagama. Karena seburuk apa pun seseorang dalam pandangan manusia, dia pasti memiliki sisi yang positif di dalam dirinya.
Jika mendengar kabar yang tidak jelas tentang saudara seagama, jangan mempercayai dan menyampaikan sepenuhnya, tetapi hendaknya melakukan tabayyun atau klarifikasi terlebih dahulu.