Iklan - Scroll untuk Melanjutkan
Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
ilustrasi diskusi(pexels.com/christinamorillo)

Ketika sedang berdiskusi maupun dalam kondisi akan memutuskan sesuatu bersama teman ataupun orang lain, sering kali adu argumen tidak bisa kita hindari. Kerasnya kata dan ucapan yang keluar, bisa saja menjadi pemicu konflik apabil tidak dapat dikontrol dengan baik. salah satunya ketika kita menyerang kepribadian seseorang hingga menyebabkan diskusi menjadi tidak sehat dan berada di luar kendali.

Adu argumen adalah bagian tak terhindarkan dari kehidupan manusia. Terkadang, perbedaan pendapat atau sudut pandang dapat memicu argumen yang intens. Namun, penting bagi kita untuk memastikan bahwa argumen yang kita lakukan tetap sehat dan konstruktif. Berikut adalah lima hal yang harus dihindari ketika sedang beradu argumen.

1. Serangan pribadi

ilustrasi diskusi(pexels.com/jopwell)

Saat beradu argumen, penting untuk tetap fokus pada isu atau permasalahan yang sedang dibahas, bukan mengarahkan serangan pribadi kepada lawan bicara. Menghina atau menyerang pribadi lawan hanya akan memperburuk situasi dan mempengaruhi kualitas diskusi. Sebaiknya, tetaplah pada argumen yang berlandaskan fakta dan logika, dan jangan melibatkan aspek pribadi yang tidak relevan.

Fokuskan kepada topik yang akan diuji dan dibicarakan, alih-alih berfokus kepada individu orang lain, selain berbahaya, apa yang kita lakukan, dapat berdampak buruk pada jalannya diskusi dan bisa membuat kita menjadi objek yang kalah ketika sedang beradu argumentasi.

2. Emosi yang tidak terkendali

ilustrasi diskusi(pexels.com/tirachardkumtanom)

Ketika sedang berargumen, emosi dapat menjadi kuat dan sulit untuk dikendalikan. Namun, penting untuk tidak membiarkan emosi tersebut mengambil alih kontrol kita. Emosi yang tidak terkendali dapat menyebabkan argumen menjadi tidak rasional dan berujung pada pertengkaran yang tidak perlu. Usahakan untuk tetap tenang, dengarkan argumen lawan dengan baik, dan sampaikan pendapat dengan penuh pengendalian diri.

Kepala harus dingin, agar bisa membawa perdebatan menuju jalan yang seharusnya, nyaitu menghasilkan satu pikiran bersama, ketimbang harus bertengkar dan lupa dengan tujuan awal yang ingin dicapai saat itu.

3. Generalisasi

ilustrasi diskusi(pexels.com/fauxels)

Salah satu kesalahan umum dalam argumen adalah melakukan generalisasi yang tidak akurat. Menganggap bahwa satu tindakan atau pendapat yang salah mewakili keseluruhan karakter atau pandangan seseorang adalah tidak adil. Hindari membuat asumsi yang tidak berdasar dan berusahalah untuk memahami sudut pandang individu secara lebih mendalam sebelum membuat kesimpulan.

Generalisasi akan membuatmu lupa dengan semua hal yang baik, padahal fokusnya adalah untuk mendapatkan solusi dari apa yang terjadi, tapi malah membuatmu menjadi keluar dari pemahaman yang seharusnya kamu pegang sebelumnya.

4. Ketidakmampuan mendengarkan

ilustrasi diskusi(pexels.com/christinamorillo)

Argumen yang baik melibatkan kemampuan untuk mendengarkan dengan seksama. Jangan terjebak dalam sikap defensif atau sibuk mencari kesalahan dalam argumen lawan tanpa benar-benar mendengarkan apa yang mereka sampaikan.

Dengarkan dengan penuh perhatian, berikan waktu bagi lawan bicara untuk menyampaikan pendapat mereka, dan berikan respon yang relevan dan berbobot. Sikap saling mendengarkan akan membantu membangun diskusi yang lebih konstruktif.

5. Penolakan terhadap kompromi

ilustrasi diskusi(pexels.com/christinamorillo)

Argumen yang sehat melibatkan semangat untuk mencapai solusi atau titik temu yang saling menguntungkan bagi kedua belah pihak. Terlalu keras kepala dan menolak untuk mengambil langkah menuju kompromi hanya akan memperpanjang argumen dan menghambat resolusi. Buka pikiran untuk mencari solusi yang mengakomodasi kepentingan semua pihak dan berusaha mencapai hasil yang adil dan seimbang.

Menghindari perilaku-perilaku tersebut dalam adu argumen akan membantu kita menjaga interaksi yang sehat dan membangun hubungan yang baik dengan orang lain. Ingatlah bahwa argumen seharusnya bukan pertarungan atau perlombaan untuk menentukan pemenang dan pihak yang kalah tapi sebuah cara mencari solusi bersama dalam sebuah diskusi dan pembicaraan bersama.

This article is written by our community writers and has been carefully reviewed by our editorial team. We strive to provide the most accurate and reliable information, ensuring high standards of quality, credibility, and trustworthiness.

Editorial Team