Iklan - Scroll untuk Melanjutkan
Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
ilustrasi berkebun
ilustrasi berkebun (pexels.com/Lisa from Pexels)

Intinya sih...

  • Melukis atau menggambar di buku sketsaMelukis atau menggambar bisa menjadi cara ampuh untuk melepaskan penat yang menumpuk. Aktivitas ini tidak membutuhkan keahlian profesional, cukup mulai dengan coretan sederhana di buku sketsa.

  • Merangkai bunga segarMerangkai bunga merupakan kegiatan yang menenangkan sekaligus menyegarkan pandangan mata. Aroma alami bunga dapat memberikan efek relaksasi yang langsung terasa.

  • Menulis cerita atau puisiMenulis cerita atau puisi adalah cara yang efektif untuk menyalurkan pikiran dan emosi yang terpendam. Melalui kata-kata, setiap ide dan perasaan dapat tertuang dengan bebas.

Disclaimer: This summary was created using Artificial Intelligence (AI)

Setelah seharian penuh menghadapi rutinitas kantor, rasa penat sering kali menumpuk di kepala dan tubuh. Energi terkuras karena target yang harus dicapai, rapat yang padat, hingga pekerjaan yang membutuhkan fokus tinggi. Situasi ini membuat otak terasa jenuh, sehingga perlu cara segar untuk melepaskan beban pikiran. Aktivitas kreatif bisa menjadi pelarian yang efektif, karena membantu mengalihkan fokus sekaligus memicu rasa senang.

Kegiatan yang melibatkan kreativitas bukan hanya sekadar hobi, tetapi juga punya efek positif bagi kesehatan mental. Dengan melibatkan imajinasi dan ekspresi diri, rasa stres dapat berkurang secara signifikan. Selain itu, tubuh juga merasakan dampak positif karena pikiran menjadi lebih rileks. Saat kreativitas dilibatkan, otak akan memproduksi hormon bahagia seperti dopamin dan serotonin yang membantu memulihkan mood.

1. Melukis atau menggambar di buku sketsa

ilustrasi melukis (freepik.com/garetsvisual)

Melukis atau menggambar bisa menjadi cara ampuh untuk melepaskan penat yang menumpuk. Aktivitas ini tidak membutuhkan keahlian profesional, cukup mulai dengan coretan sederhana di buku sketsa. Proses memadukan warna dan membuat bentuk-bentuk unik akan membantu otak fokus pada hal yang menyenangkan. Bahkan, memilih warna tertentu saja sudah bisa menenangkan suasana hati yang sedang kacau.

Selain menyalurkan imajinasi, melukis juga dapat menjadi sarana refleksi diri. Warna dan bentuk yang muncul dari tangan sering kali mencerminkan perasaan yang sulit diungkapkan lewat kata-kata. Momen ini menjadi kesempatan untuk mengenal diri sendiri lebih dalam. Meluangkan waktu sekitar 30 menit saja setiap sore sudah cukup untuk membantu pikiran lebih ringan.

2. Merangkai bunga segar

ilustrasi merangkai bunga (pexels.com/cottonbro studio)

Merangkai bunga merupakan kegiatan yang menenangkan sekaligus menyegarkan pandangan mata. Aroma alami bunga dapat memberikan efek relaksasi yang langsung terasa. Memilih jenis bunga, memotong tangkai dengan ukuran tepat, lalu menatanya dalam vas bisa memberi rasa puas tersendiri. Aktivitas ini pun membuat ruangan terasa lebih hidup dan penuh energi positif.

Selain keindahan visual, merangkai bunga juga mengasah keterampilan detail. Menyusun kombinasi warna yang harmonis, menentukan tinggi-rendah rangkaian, dan menciptakan komposisi yang seimbang memerlukan fokus yang tinggi. Hal ini membuat pikiran lepas dari beban kerja sejenak. Tidak heran jika banyak orang menjadikan kegiatan ini sebagai rutinitas sore atau akhir pekan.

3. Menulis cerita atau puisi

ilustrasi pria menulis surat (pexels..com/Andrea Piacquadio)

Menulis cerita atau puisi adalah cara yang efektif untuk menyalurkan pikiran dan emosi yang terpendam. Melalui kata-kata, setiap ide dan perasaan dapat tertuang dengan bebas. Kegiatan ini bukan hanya bermanfaat untuk mengasah kemampuan bahasa, tetapi juga menjadi terapi emosional. Saat menulis, beban di kepala perlahan terasa berkurang.

Proses menulis juga melatih imajinasi dan kemampuan mengatur alur pikiran. Menciptakan karakter, membangun suasana, atau merangkai rima pada puisi membantu otak tetap aktif dengan cara yang menyenangkan. Bahkan, menulis beberapa paragraf singkat sebelum tidur bisa membuat suasana hati lebih tenang. Hasil tulisan pun bisa menjadi kenangan berharga yang bisa dibaca ulang di masa depan.

4. Memasak menu baru

ilustrasi pria memasak (pexels.com/cottonbro studio)

Memasak menu baru adalah aktivitas kreatif yang melibatkan indera rasa, penciuman, dan sentuhan. Memilih bahan segar, mencoba bumbu berbeda, dan memadukan rasa menjadi pengalaman yang menyenangkan. Saat fokus pada proses memasak, pikiran teralihkan dari rasa lelah akibat pekerjaan. Selain itu, hasil masakan bisa langsung dinikmati bersama keluarga atau teman.

Memasak juga mengajarkan kesabaran dan ketelitian. Mengikuti langkah-langkah resep, mengatur suhu, hingga menunggu waktu matang yang tepat melatih konsentrasi. Aktivitas ini pun memberi kesempatan untuk bereksperimen dan menemukan cita rasa baru. Memasak menu berbeda dari biasanya dapat memberikan sensasi segar yang membantu mengusir kejenuhan.

5. Berkebun di halaman atau pot tanaman

ilustrasi orang berkebun (freepik.com/jcomp)

Berkebun menjadi pilihan aktivitas kreatif yang menyehatkan tubuh sekaligus pikiran. Menyentuh tanah, menanam bibit, dan menyiram tanaman bisa menjadi terapi alami untuk meredakan stres. Kegiatan ini juga memberi rasa puas ketika melihat tanaman tumbuh subur dari hasil perawatan sendiri. Bahkan, berkebun bisa dilakukan di pot kecil jika lahan terbatas.

Selain manfaat mental, berkebun juga menambah kualitas udara di sekitar rumah. Merawat tanaman melibatkan kesabaran, perhatian, dan komitmen, yang secara tidak langsung melatih rasa tanggung jawab. Mengamati perkembangan daun, bunga, atau buah dapat memberikan semangat baru. Tidak heran jika berkebun menjadi aktivitas favorit banyak orang untuk melepas penat.

Melibatkan diri dalam aktivitas kreatif setelah seharian bekerja dapat membantu menjaga keseimbangan antara tubuh dan pikiran. Kegiatan seperti melukis, merangkai bunga, menulis, memasak, dan berkebun memberikan kesempatan untuk mengekspresikan diri dengan cara yang menyenangkan. Selain mengusir penat, aktivitas ini juga memberikan manfaat jangka panjang bagi kesehatan mental dan emosional.

This article is written by our community writers and has been carefully reviewed by our editorial team. We strive to provide the most accurate and reliable information, ensuring high standards of quality, credibility, and trustworthiness.

Editorial Team

EditorAgsa Tian