Pastinya kita tidak menginginkan kritikan yang bersifat destruktif. Alih-alih menumbuhkan semangat dan motivasi, kritikan yang dilontarkan tergolong tajam dan menjatuhkan mental.
Bahkan, kamu sampai ragu apakah bisa berbenah dan menunjukkan diri menjadi yang terbaik. Sikap optimis hancur seiring dengan kalimat yang merusak mental.
Namun, apakah dibenarkan jika kita memilih patah semangat setelah memperoleh kritikan destruktif? Meskipun menjadi pengalaman menyakitkan, tapi keputusan ini harus dipertimbangkan kembali.
Saat kamu memilih patah semangat, apakah bisa membawa ke arah kebaikan? Berikut ini di antara empat alasan yang bisa menjadi bahan pertimbangan lebih jauh.