Pernah gak sih kamu jadi tempat bercerita orang yang sedang punya masalah? Tentunya kamu pasti dengan mudahnya memberi saran. Deretan kalimat bijak langsung saja meluncur deras dari mulut kamu. Padahal, belum tentu saran yang kamu kasih ke orang itu akan kamu terapkan sendiri jika kamu mengalami masalah yang sama.
Nah, pernah tahu gak sih kenapa ngasih saran itu lebih mudah daripada melakukannya sendiri? Pengin tahu alasannya? Yuk, disimak!
Keadaanmu dengan keadaan orang yang butuh saran jelas berbeda karena kamu tidak sepenuhnya merasakan hal yang sama secara emosional. Cobalah untuk melihat dari sudut pandang mereka. Keadaan mereka mungkin jauh berbeda denganmu.
Buat kamu, mungkin hal itu kelihatan sepele. Tapi buat orang lain, mungkin masalah yang dihadapi sekarang adalah masalah hidup yang berat, bahkan bisa jadi bagi dia itu seperti masalah hidup dan mati.
Coba seandainya kamu yang berada di posisi orang itu, mungkin juga kamu akan panik dan kebingungan seperti dia.
Kamu merasa itu hal yang biasa, karena kamu sudah pernah mengalaminya. Tapi itu bukan berarti masalah yang kamu hadapi lebih mudah dari yang dihadapi orang lain, lho!
Otak kita cenderung untuk memblokir kenangan buruk sebagai bentuk pertahanan. Kamu tidak akan ingat kenangan buruk itu diselesaikan bagaimana, yang kamu ingat hanya momen saat kamu berhasil melewati itu semuanya.
Kamu gak akan ingat sampai sedetail mungkin sakit yang sudah kamu alami sewaktu menjalani prosesnya. Padahal, orang itu justru sedang mengalami semua kesakitan itu.
Kamu merasa apa yang orang lain alami bukan masalah kamu. That's none of my bussiness, begitulah yang ada di isi pikiranmu. Jadi saat berhadapan dengan cerita orang lain, kamu cuek-cuek saja. Dengerin sih dengerin, tapi gak sepenuh hati. Kamu tidak bisa merasakan setiap detail perasaan dan pikirannya dengan baik.
Ada pepatah yang mengatakan kalau perkataan lebih mudah daripada perbuatan. Tidak peduli seberapa usaha kamu mencoba untuk menghibur seseorang, itu tidak akan cukup.
Kamu bisa saja memberi saran terus menerus dan tetap saja mereka tidak akan melakukan apapun. Pada akhirnya, lebih baik kamu ikut membantu dalam hal tindakan sebagai bentuk rasa peduli. Mungkin itu lebih baik.
Kamu punya cara merespon masalah yang berbeda dengan orang lain. Beberapa orang mungkin terlihat jauh lebih kuat ketika sedang menghadapi masalah. Dia bisa saja menertawakan semua hal yang dia alami. Ada juga yang justru mengeluh pada semua aspek kehidupannya.
Semua orang punya cara uniknya masing-masing buat menghadapi permasalahan hidup. Mungkin saja kamu bisa tough menghadapinya, namun orang lain bisa saja tidak sanggup untuk mengatasinya. Setiap orang punya tingkat toleransi terluka yang berbeda-beda.
Saat kamu sedang terpuruk, kamu tidak bisa mencerna dengan baik saran orang lain. Karena kondisi mental kamu sedang kacau, sehingga kamu tidak bisa fokus. Saat kamu sedang dalam kondisi yang baik pun, kamu tidak bisa sepenuhnya merasakan dan berpikir dengan cara yang sama seperti yang orang lain alami. Itulah akhirnya kenapa kasih saran terkesan lebih mudah daripada melakukannya sendiri.
Menurut kamu, bagaimana?