Iklan - Scroll untuk Melanjutkan
Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
ilustrasi ruangan industrial
ilustrasi ruangan industrial (pixabay.com/PIRO4D)

Intinya sih...

  • Keramik gelap menyerap cahaya dan mengurangi kesan terang, membuat ruangan terasa kaku dan redup.

  • Kesan berat secara visual membuat ruangan terlihat sempit, terutama di ruang mungil atau dengan plafon rendah.

  • Kurangnya refleksi membuat permukaan terlihat datar, kehilangan dinamika visual yang seharusnya memperkaya atmosfer interior.

Disclaimer: This summary was created using Artificial Intelligence (AI)

Keramik menjadi elemen penting dalam menciptakan suasana ruang. Baik dari segi warna, tekstur, hingga pola. Pemilihan warnanya pun tak bisa sembarangan. Karena nuansa yang dihasilkan bisa memengaruhi persepsi luas, kenyamanan, dan karakter ruangan.

Salah satu pilihan yang sering menimbulkan kesan kuat tapi berisiko adalah keramik dengan tonality gelap. Seperti abu tua, cokelat pekat, hingga hitam arang. Sekilas, warna gelap memang terlihat elegan dan modern. Namun, tanpa perencanaan matang, justru membuat ruangan terasa kaku, berikut alasannya.

1. Warna gelap menyerap cahaya dan mengurangi kesan terang

ilustrasi ruangan gelap (pexels.com/Max Vakhtbovycn)

Salah satu karakter dasar dari warna gelap adalah kemampuannya menyerap cahaya, bukan memantulkannya. Semakin gelap keramik yang digunakan, semakin sedikit pula cahaya yang tersebar ke seluruh ruangan. Di sinilah kita dapat menemukan alasan mengapa ruangan dengan tone keramik gelap justru terlihat kaku.

Karena ruangan tampak lebih redup dan berat, terutama jika pencahayaan alami terbatas. Walau terkesan dramatis di foto, efek nyata di kehidupan sehari-hari bisa membuat penghuni merasa kurang nyaman dan sulit fokus. Dalam jangka panjang, suasana ruang yang remang-remang dapat menimbulkan kesan kaku. Seolah ruangan tertutup dari kehangatan alami yang biasanya dipantulkan oleh warna-warna terang.

2. Kesan berat secara visual membuat ruangan terlihat sempit

ilustrasi ruang gelap (pexels.com/Max Vakhtbovycn)

Keramik berwarna gelap secara psikologis memberikan visual yang tinggi. Secara tidak langsung ini akan mempengaruhi pemandangan yang berat di mata. Saat digunakan pada permukaan luas seperti lantai atau dinding, warna ini membuat ruang tampak lebih kecil dari ukuran sebenarnya.

Efek ini akan sangat terasa di ruangan berukuran mungil atau dengan plafon rendah. Warna gelap menarik pandangan ke bawah dan menciptakan ilusi yang menekan ruang. Akibatnya, ruangan kehilangan rasa lapang, dan orang yang berada di dalamnya bisa merasa sesak sekaligus pengap.

3. Kurangnya refleksi membuat permukaan terlihat datar

ilustrasi ruangan gelap (pexels.com/Max Vakhtbovycn)

Salah satu daya tarik ruangan yang terasa hidup adalah permainan pantulan cahaya dan bayangan di permukaannya. Namun, keramik dengan tonality gelap cenderung minim refleksi. Akibatnya, permukaan lantai atau dinding tampak datar dan monoton.

Alih-alih menampilkan kedalaman visual, warna gelap yang pekat. Tentu saja ini menutupi detail tekstur atau pola alami yang mungkin sudah ada di keramik tersebut. Ini menyebabkan ruang tampak kaku dan kehilangan dinamika visual yang seharusnya memperkaya atmosfer interior.

4. Sulit dikombinasikan dengan warna furnitur

ilustrasi ruangan industrial (pexels.com/Max Vakhtbovycn)

Keramik berwarna gelap membutuhkan strategi warna interior yang matang. Banyak orang mengira warna gelap mudah dipadukan. Padahal dalam interior, hal ini bisa menimbulkan tantangan besar.

Furnitur berwarna terang kadang menciptakan kontras terlalu tinggi. Sementara furnitur berwarna senada justru membuat ruang terlihat monoton dan berat. Akibatnya, keseimbangan visual sulit tercapai, dan ruangan terkesan kaku karena tidak ada transisi warna yang lembut.

5. Membangun atmosfer formal dan dingin

ilustrasi ruangan industrial (pexels.com/Max Vakhtbovycn)

Secara psikologis, warna gelap cenderung menciptakan kesan serius, formal, dan tegas. Ini bisa cocok untuk ruang kerja atau area publik. Tapi tidak selalu ideal untuk area hunian seperti ruang keluarga atau kamar tidur yang seharusnya terasa nyaman dan rileks.

Ketika digunakan secara dominan, keramik dengan tone gelap membuat ruangan terasa terlalu tertata. Sensasi dingin ini bisa membuat penghuni merasa berjarak dengan ruang yang mereka tinggali. Alih-alih menghadirkan nuansa cozy, ruangan justru terkesan monoton.

6. Lebih mudah menunjukkan debu dan bekas kaki

ilustrasi ruangan gelap (pexels.com/Max Vakhtbovycn)

Tentu kita sudah tidak asing lagi dengan keramik yang memiliki tonality gelap. Ironisnya, banyak orang memilih keramik gelap karena dianggap tidak mudah kotor. Padahal, kenyataannya justru sebaliknya. Warna gelap sering menonjolkan bekas debu, noda air, dan jejak kaki terutama di bawah pencahayaan tertentu.

Akibatnya, ruangan terlihat kurang rapi meski baru saja dibersihkan. Hal ini bisa menambah kesan kaku dan tidak natural karena permukaan terlihat berantakan oleh noda-noda kecil. Kontras yang sangat terlihat ini membuat ruangan tidak lagi memiliki sisi estetika.

Keramik berwarna gelap memang mampu menghadirkan nuansa elegan dan modern bila digunakan dengan cermat. Namun tanpa keseimbangan elemen pencahayaan, warna, dan tekstur, efek yang muncul justru bisa berlawanan. Ruangan terasa berat, dingin, sekaligus monoton.

This article is written by our community writers and has been carefully reviewed by our editorial team. We strive to provide the most accurate and reliable information, ensuring high standards of quality, credibility, and trustworthiness.

Editorial Team

EditorAgsa Tian