Iklan - Scroll untuk Melanjutkan
Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
ilustrasi suasana rapat di kantor (pexels.com/Christina Morillo)
ilustrasi suasana rapat di kantor (pexels.com/Christina Morillo)

Intinya sih...

  • Orang merasa takut bertanya di depan umum karena pernah diremehkan

  • Ketakutan menjadi pusat perhatian dan dianggap mencari perhatian

  • Takut dianggap hanya berusaha untuk pencitraan saat bertanya

Disclaimer: This summary was created using Artificial Intelligence (AI)

Ketika berada dalam situasi menerima informasi di depan umum, seperti saat belajar di ruang kuliah, kegiatan diskusi, atau rapat di kantor, terkadang tidak langsung bisa memahami apa yang dipaparkan. Tindakan alami yang pada umumnya akan dilakukan dalam keadaan seperti ini adalah mengajukan pertanyaan demi mendapatkan jawaban yang dapat memberikan pencerahan. Namun, tahukah kamu bahwa ternyata tidak semua orang berani melakukan hal yang tampaknya sederhana ini?

Sebagian orang merasa bingung dengan informasi yang diperolehnya, tetapi kurang percaya diri untuk mengajukan pertanyaan di depan umum. Mereka memilih untuk bertanya secara pribadi atau malah mencari tahu jawabannya sendiri. Pertanyaannya, kenapa hal itu bisa terjadi? Simak beberapa alasannya berikut ini, ya!

1. Khawatir melontarkan pertanyaan yang dianggap terlalu sepele

ilustrasi kegiatan diskusi (pexels.com/fauxels)

Mengajukan pertanyaan di depan umum adalah hal yang wajar untuk dilakukan bila memang momennya tepat. Kendati begitu, ternyata tidak semua orang memiliki keberanian untuk melakukan hal tersebut. Apa alasannya?

Orang-orang yang merasa kurang percaya diri untuk bertanya di depan banyak orang biasanya punya pengalaman buruk di masa lalu berupa diremehkan. Pertanyaannya dianggap aneh, seperti dinilai terlalu sepele, sehingga orang itu malah mendapatkan perlakuan yang menyakitkan.

Sayangnya, kenangan negatif ini bisa terbawa hingga sekarang. Akibatnya, mereka lebih memilih untuk menyimpan pertanyaan itu untuk ditanyakan nanti saat tidak banyak orang atau mencari penjelasan secara mandiri saja.

2. Takut menjadi pusat perhatian untuk hal-hal yang tidak ada kaitannya dengan pertanyaan

ilustrasi seorang mahasiswi yang sedang melakukan presentasi (pexels.com/Kampus Production)

Ketika seseorang mengajukan pertanyaan di depan umum, suka atau tidak, dia pasti akan menjadi pusat perhatian, setidaknya untuk sesaat. Pasalnya, mungkin apa yang ditanyakan itu sungguh menarik, sehingga layak untuk disimak dengan saksama. Namun, ternyata alih-alih memperhatikan isi pertanyaan, sebagian orang malah memusatkan perhatian pada hal selain itu.

Perasaan tidak nyaman untuk bertanya di depan khalayak ramai bisa muncul tatkala ada ketakutan bila orang-orang malah memperhatikan penampilan atau kekurangan diri seseorang, bukan pada esensi pertanyaan yang dia ajukan. Tentu saja hal semacam ini sangat mengganggu. Kalau sudah begini, tidak heran kalau dia memilih menjadi pasif untuk sementara waktu.

3. Takut dianggap hanya berusaha untuk pencitraan

ilustrasi bergosip di tempat kerja (pexels.com/Felicity Tai)

Tidak dapat dimungkiri bahwa memang sebagian orang berusaha membangun citra diri yang positif lewat aktif bertanya dalam forum. Setiap kali ada kesempatan untuk mengajukan pertanyaan, mereka langsung mengangkat tangan dan menyampaikan apa yang mengganggu pikirannya. Sayangnya, terkadang orang-orang seperti ini sekadar asal bicara, tanpa memikirkan apakah isi pertanyaan itu berkualitas atau kosong belaka.

Celakanya, dampak buruk usaha pencitraan diri oleh oknum ini turut dirasakan oleh mereka yang memang serius untuk bertanya demi mendapat pencerahan. Setiap kali bertanya, terutama di depan umum, ada perasaan khawatir akan dianggap sekadar pencitraan belaka. Kalau sudah begini, pasti jadi repot banget, deh!

Bertanya di depan umum sebenarnya adalah hal yang wajar dan siapa saja boleh melakukannya. Kendati begitu, ternyata sebagian orang kurang percaya diri untuk mengajukan pertanyaan di muka khalayak ramai dengan berbagai macam alasan, seperti yang telah dijelaskan dalam artikel. Kamu punya pendapat apa tentang situasi ini?

This article is written by our community writers and has been carefully reviewed by our editorial team. We strive to provide the most accurate and reliable information, ensuring high standards of quality, credibility, and trustworthiness.

Editorial Team

EditorAgsa Tian