Produktif sering dipuja sebagai tanda hidup yang berjalan benar, seolah hari yang bernilai selalu diukur dari seberapa banyak hal yang berhasil diselesaikan. Kenyataannya, tidak semua orang merasa hidupnya membaik setelah terus mengejar kata produktif. Ada yang justru merasa lelah, kosong, dan kehilangan arah meski jadwal penuh.
Dari pengalaman-pengalaman itulah, muncul pandangan baru bahwa tidak selalu produktif bisa menjadi pilihan yang lebih masuk akal. Bukan karena ingin hidup seenaknya, melainkan karena ingin hidup lebih jujur. Perubahan cara pandang ini makin terasa dalam kehidupan sehari-hari. Berikut alasan kenapa menolak selalu produktif mulai dianggap wajar.
