Alasan ‘Orang Jahat Lahir dari Orang Baik Tersakiti' Tak Selalu Benar

Fenomenalnya film Joker memancing banyak warganet bersikap auto-bijak dengan kalimat khas ‘orang jahat terlahir dari orang baik yang tersakiti’. Tak selamanya benar, kalimat tersebut hanya merupakan alasan bagi para pelaku kejahatan untuk melancarkan aksi tak terpujinya. Jika memang karakter aslinya baik, mereka tentu saja akan berpikir berkali-kali lipat saat akan melakukan kejahatan kepada orang-orang di sekitarnya.
Nah, berikut ini beberapa alasan mengapa anggapan ‘orang jahat terlahir dari orang baik yang tersakiti’ tak selamanya benar.
1.Jika dasarnya baik, maka selamanya ia akan berbuat baik
Orang yang memiliki sikap dasar baik, tentu saja selamanya akan berbuat hal-hal yang baik juga. Meski dalam perjalanan kehidupannya ia menemukan banyak ketidakadilan, bukan berarti ia mengubah karakternya menjadi lebih kasar dan jahat. Karena memiliki pondasi sikap baik yang kuat, maka segala macam hal buruk yang terjadi dalam kehidupannya tak akan sanggup mengubah hal baik tentangnya.