Dalam kehidupan sehari-hari, kritikan sering terasa lebih mudah keluar dari mulut dibandingkan dengan kata-kata apresiasi. Saat melihat kesalahan sekecil apapun, reaksi spontan kebanyakan orang adalah mengomentari kekurangan itu. Sementara ketika ada hal positif, sering kali hal tersebut dianggap wajar sehingga terlewatkan tanpa ucapan pujian. Fenomena ini bukan hal asing, karena hampir semua orang pernah mengalaminya, baik sebagai pemberi kritik maupun penerima.
Menariknya, kebiasaan ini gak hanya terjadi di lingkungan kerja atau sekolah, tapi juga dalam lingkup pertemanan bahkan keluarga. Padahal apresiasi sederhana bisa berdampak besar terhadap kepercayaan diri dan motivasi seseorang. Sayangnya, banyak orang merasa lebih nyaman menyoroti kekurangan dibanding mengakui kelebihan. Kenapa bisa begitu? Berikut lima alasan yang membuat kritik terasa lebih gampang diucapkan daripada apresiasi.