Di era serba cepat dan praktis seperti sekarang, layanan pesan antar makanan menjadi hal yang lumrah. Bahkan restoran-restoran kecil hingga warung pinggir jalan pun kini bergantung pada layanan ini demi menjangkau pelanggan lebih luas.
Namun, berbeda halnya dengan restoran mewah. Alih-alih ikut tren digitalisasi kuliner, mereka justru memilih untuk tidak hadir di aplikasi pesan antar. Meski terdengar kontra produktif, keputusan ini sebenarnya sangat strategis dan penuh pertimbangan mendalam.
Lalu, apa sebenarnya alasan di balik sikap eksklusif ini? Apakah semata-mata soal gengsi, atau ada hal lain yang lebih fundamental? Berikut adalah sembilan alasan utama mengapa restoran mewah enggan bergabung dalam layanan pesan antar.