Iklan - Scroll untuk Melanjutkan
Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
ilustrasi wanita (pexels.com/Karolina Grabowska)
ilustrasi wanita (pexels.com/Karolina Grabowska)

Apa kamu tipe orang yang kesulitan untuk berkata “tidak” pada orang lain? Tak peduli walau itu merepotkan, bertabrakan dengan jadwal, atau membuatmu kewalahan, selama mereka meminta, kamu akan selalu datang. Tujuannya sama: untuk ‘menyenangkan’ mereka.

Kamu pikir, dengan selalu setuju pada permintaan mereka, kamu akan menjadi orang yang populer dan disenangi siapapun. Namun kenyataannya nggak begitu, lho.

Justru sebaliknya, seorang people pleaser cenderung membuat orang-orang di sekitarnya cepat ilfeel. Mengapa demikian? Yuk, simak artikelnya.

1. Bikin orang tak nyaman

ilustrasi pasangan (pexels.com/Keira Burton)

Seorang people pleaser kebiasaan untuk selalu memberi dan memberi. Padahal dalam hubungan yang sehat, harus ada keseimbangan dalam memberi dan menerima. Bila salah satu pihak memberi secara berlebihan, ini bisa menimpakan perasaan bersalah pada penerima, sebab tidak bisa membalas dengan pemberian yang sama.

Memang, sih, people pleaser tidak mengharapkan balasan serupa. Mereka melakukan itu karena ingin disukai, dihargai, dan diapresiasi lebih.

Namun, justru inilah yang membuat orang lain menjadi tidak nyaman. Perlahan, mereka akan menciptakan jarak dan menarik diri dari relasi itu.

2.Terus-terusan setuju sama orang membuat kamu terlihat gak berpendirian

ilustrasi merenung (pexels.com/Karolina Grabowska)

Namanya berhubungan, pasti pernah mengalami gesekan pendapat. Justru itu yang membuatmu dan dia lebih mengenal dan memahami satu sama lain.

Namun, bagaimana kalau temanmu terus-terus setuju pendapatmu? Awalnya kelihatan menyenangkan, lama-lama ya menjengkelkan. Serperti nggak punya pendirian dan prinsip, selalu mengikuti pilihan orang. Siapa yang nggak ilfeel kalau terus seperti itu?

3.Sikapmu yang berlebihan memberi impresi haus pujian

ilustrasi teman sedang berbicara (pexels.com/Moe Magners)

Nggak bisa dipungkiri, seorang people pleaser kadang bisa bersikap sangat menjilat yang membuat orang lain lama-lama risi. Mungkin ia juga nggak bermaksud untuk seperti itu.

Mungkin sebenarnya, ia hanya ingin disukai. Sesederhana itu. Tapi sikapnya yang selalu mengekor membuat sangat kentara bahwa ia ingin mendapat pujian.

Selain menyedihkan, sikap seperti ini juga sering dihindari karena membuat suasana canggung dan nggak nyaman dalam relasi pertemanan. Atau lebih buruk, kehadiranmu dimanfaatkan untuk keuntungan pribadi mereka. Tambah rugi!

4.Selalu meng-iya-kan bikin kamu tampak nggak tulus

ilustrasi wanita berbincang dengan pria (pexels.com/RODNAE Production)

Terkadang, seorang people pleaser berusaha terlalu keras sampai sikapnya terlihat memaksa. Saat sebenarnya nggak bisa, tapi bisa-bisain, saat sebenarnya sibuk tapi bela-belain datang.

Ia melakukan itu untuk teman-temannya, tapi malah terlihat seperti buatan. Seperti paksaan dan nggak tulus. Justru ini bisa menciptakan retak awal dalam hubungan, membuat kamu terlihat seperti sedang berpura-pura.

5.People pleaser membosankan

ilustrasi wanita (pexels.com/Karolina Grabowska)

Hubungan akan terlihat lebih “hidup” dengan pendapat, bentrokan, masalah, dan penyelesaian. Tidak apa-apa punya pendapat berbeda bila akhirnya kedua pihak sama-sama berjuang untuk bertukar pikiran dan berdamai.

Terus-terusan nggandol di balik opini orang bikin kamu terlihat seperti nggak punya kepribadian. Orang lain jadi sulit mengenal dan memahamimu. Bagaimana bisa menciptakan hubungan yang intim, kalau kamu saja masih terus menutup diri?

 

Jadi people pleaser itu nggak enak. Sudah berkorban banyak, eh, malah bikin ilfeel orang. Jauh lebih enak untuk menjadi diri sendiri apa adanya. Kita jadi tak punya beban untuk menyenangkan semua orang.

This article is written by our community writers and has been carefully reviewed by our editorial team. We strive to provide the most accurate and reliable information, ensuring high standards of quality, credibility, and trustworthiness.

Editorial Team