Iklan - Scroll untuk Melanjutkan
Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
ilustrasi kota tua (pexels.com/Leonie Fahjen)

Intinya sih...

  • Kota besar adalah tempat yang penuh dengan kecepatan dan hiruk-pikuk, membuat konsep slow living sulit diterapkan
  • Tekanan finansial dan biaya hidup tinggi di kota besar membuat sulit untuk meluangkan waktu untuk slow living
  • Minimnya ruang hijau di kota besar menghambat kemampuan seseorang untuk bersantai dan terhubung dengan alam dalam menerapkan slow living

Hidup di tengah kota besar itu rasanya seperti ikut lomba maraton tanpa garis akhir. Mulai dari pagi yang penuh suara klakson hingga malam yang masih sibuk dengan lampu-lampu jalan, segalanya terasa bergerak cepat. Di tengah hiruk-pikuk itu, konsep slow living yang menawarkan kehidupan santai dan penuh kesadaran sering terdengar seperti mimpi belaka. Meski terdengar menarik, mencoba menerapkannya di kota besar ternyata punya tantangan tersendiri.

Kota besar sering kali menuntut kita untuk terus bergerak, tanpa waktu untuk berhenti sejenak dan menikmati momen. Jadwal yang padat, target yang terus mengejar, hingga kemacetan yang memakan waktu membuat slow living jadi tantangan nyata. Berikut ini ada empat alasan kenapa gaya hidup ini sulit diterapkan di kota besar.

Editorial Team

Tonton lebih seru di