Iklan - Scroll untuk Melanjutkan
Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
ilustrasi berusaha terlalu keras agar seseorang berubah (pexels.com/RDNE Stock project)

Mengharapkan seseorang untuk berubah adalah hal yang sangat wajar, terutama jika kamu peduli pada mereka. Namun, terlalu keras berusaha mengubah orang lain bisa membuat kita jadi stres dan frustrasi dibanding melihat mereka berubah. Perubahan yang sejati hanya bisa datang dari dalam diri seseorang, bukan dari paksaan.

Memahami bahwa setiap orang memiliki waktu dan proses sendiri dalam menghadapi perubahan sangat penting. Dengan menghormati proses tersebut, kamu bisa memberikan dukungan yang lebih tepat sasaran dan mengurangi tekanan dalam hubungan. Untuk itu, kamu harus paham lima alasan tidak perlu berusaha terlalu keras agar seseorang berubah seperti di bawah ini. Penasaran apa saja alasannya? Yuk, simak sama-sama!

1. Perubahan harus datang dari diri sendiri

ilustrasi berusaha terlalu keras agar seseorang berubah (pexels.com/RDNE Stock project)

Perubahan yang nyata dan akan bertahan lama hanya bisa terjadi jika datang dari dalam diri seseorang. Ketika kamu mencoba mengubah orang lain dengan memaksa atau mengintimidasi, sering kali perubahan itu hanya sementara dan tidak tulus. Misalnya, jika seseorang berhenti merokok hanya karena tekanan dari orang lain, kemungkinan besar mereka akan kembali ke kebiasaan itu ketika tekanan tersebut hilang. Perubahan yang sejati membutuhkan kesadaran diri dan kemauan untuk berubah, bukan paksaan dari luar.

Dalam banyak kasus, tekanan eksternal justru membuat seseorang semakin keras kepala dan menolak perubahan. Mereka mungkin merasa diserang atau dikontrol, yang bisa memicu perasaan defensif. Dengan membiarkan mereka menemukan motivasi dari dalam, proses perubahan akan lebih alami dan berkelanjutan. Jadi, daripada memaksakan kehendakmu, cobalah untuk menjadi pendukung yang sabar dan berikan ruang bagi mereka untuk tumbuh dan berubah dengan kecepatan mereka sendiri.

2. Setiap orang punya waktu dan proses sendiri

Editorial Team

EditorAtqo

Tonton lebih seru di