Iklan - Scroll untuk Melanjutkan
Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
ilustrasi perempuan berbelanja (pexels.com/cottonbro)
ilustrasi perempuan berbelanja (pexels.com/cottonbro)

Dalam dunia usaha, kepuasan konsumen menjadi salah satu elemen penting yang perlu diperhatikan. Tujuannya sangat sederhana, memberikan pengalaman yang positif dan mau menggunakan jasa atau produk yang kamu tawarkan kembali.

Namun, tak jarang keluhan demi keluhan terjadi di dalam transaksi yang terjadi lantaran berbagai macam faktor yang mendasarinya. Nah, sedikitnya ada lima alasan utama mengapa konsumen kamu sering mengeluh dan memberikan penilaian negatif. Simak jika pengin bisnis kamu lebih berkembang, ya! 

1. Kualitas produk atau layanan kurang maksimal

ilustrasi pelanggan komplain (pexels.com/MART PRODUCTION)

Harapan terbesar pelanggan ketika menggunakan produk atau layanan adalah mendapatkan kualitas terbaik dari yang dijanjikan. Minimal sesuai dengan keterangan yang tercantum pada saat promosi.

Namun, harapan yang tidak sesuai dengan ekspektasi bisa membuat konsumen mengeluh atau bahkan komplain. Produk atau layanan yang tidak sesuai atau bahkan jauh di bawah standar menjadi pemicu utama. Maka, pastikan apa yang kamu tawarkan sesuai dengan produk yang dijual.

2. Tidak pernah menepati janji

ilustrasi perempuan mendapat kiriman (pexels.com/Ivan Samkov)

Konsumen akan merasa puas ketika janji yang kita berikan bisa ditepati sesuai dengan ketentuan dan kebijakan yang tertera. Jika kita memberikan layanan 24/7, maka konsumen berhak mengeluh jika dia tidak mendapatkan respons di hari Sabtu maupun Minggu.

Sebelum membuat kebijakan, pastikan kamu siap memenuhi apa yang sudah dijanjikan. Jangan memberi harapan palsu dan membuat konsumen menunggu terlalu lama. Keluhan bakal sering kamu terima jika hal ini sering kali terjadi.

3. Mengabaikan masalah konsumen

ilustrasi barang tidak sesuai pesanan (pexels.com/ANTONI SHKRABA)

Setiap menggunakan produk atau layanan, kemungkinan konsumen mendapati masalah akan selalu ada. Jika masalah yang konsumen hadapi diabaikan dan tidak mendapatkan respons yang baik, keluhan akan muncul tanpa henti.

Untuk memberikan pengalaman terbaik, cobalah untuk membantu konsumen semaksimal mungkin. Kejar target tentang bagaimana konsumen kamu mendapatkan perlakuan yang setimpal atas apa yang mereka beli atau gunakan.

4. Biaya tambahan yang tidak terbuka

ilustrasi harga tidak sama dengan aslinya (pexels.com/cottonbro)

Salah satu alasan mengapa konsumen membeli produk atau menggunakan layanan yang kamu sediakan dilihat dari harganya. Harga yang sesuai dengan apa yang konsumen dapatkan adalah poin yang sangat penting.

Keluhan konsumen biasanya terjadi karena ada biaya tambahan yang tidak terbuka, entah karena pajak, maupun pelayanan yang ternyata berbayar. Pada akhirnya, kamu harus memberikan rincian harga selengkap mungkin untuk menghindari perasaan "tertipu" dari para pelanggan kamu.

5. Kesulitan untuk komplain

ilustrasi kesulitan untuk komplain (pexels.com/Ivan Samkov)

Dasarnya, konsumen tidak akan langsung mengeluh sekalipun barang atau jasa yang mereka dapatkan tidak sesuai. Dengan syarat, mereka memiliki akses yang mudah untuk menghubungi si penjual tentang bagaimana permasalahan yang dihadapi bisa teratasi.

Jika cara menghubunginya saja dipersulit atau respons yang diberikan lambat, konsumen akan memberikan berbagai macam keluhan secara instan dan mulai beralih ke pesaing lain. Mayoritas marketplace digital bahkan telah menempatkan parameter kecepatan respons sebagai salah satu alat ukur performa toko kamu.

Setiap keluhan konsumen pastinya memiliki alasan yang mendasari itu semua, mulai dari produk yang tidak sesuai, harga yang berbeda, hingga pelayanan yang kurang memuaskan. Maka, pastikan segala sesuatu tertata dengan baik untuk memberikan pengalaman yang memuaskan tanpa harus menunggu pelanggan mengeluh, ya! 

This article is written by our community writers and has been carefully reviewed by our editorial team. We strive to provide the most accurate and reliable information, ensuring high standards of quality, credibility, and trustworthiness.

Editorial Team