ilustrasi membaca Al-Qur'an (pexels.com/@michael-burrows)
Cara membaca bacaan yang terdapat hukum alif lam syamsiyah harus dimasukkan atau diidghamkan kepada huruf syamsiyah. Singkatnya, bacaannya tetap ada, tapi alif lam gak perlu dibaca. Selain itu, ada beberapa hal yang harus diperhatikan ketika membaca hukum ini, yaitu:
1. Bila terletak pada awal ayat atau sering disebut dengan istilah Ibtida’ (memulai lagi bacaan sesudah waqaf / berhenti), maka cara membacanya adalah huruf Alif dibaca seperti huruf yang berharakat Fathah. Sementara itu, untuk huruf lam gak dibaca atau seperti tidak ada, sebab sudah melebur ke huruf Syamsiah atau dibaca dengan idgham. Cara membaca seperti ini tetap berlaku meski di atas huruf Syamsiah tersebut tidak terdapat tanda tasydid.
Contoh : الرَّحْمٰنِ الرَّحِيْمِۙ dibaca arrahmaanirrakhiimi bukan al rahmaanil rakhiimi.
2. Bila Alif Lam Syamsiah terletak di tengah ayat Al-Qur'an (washal/berhenti di tengah ayat Al-Qur’an), maka huruf Alif-Lam tidak dibaca atau seperti dianggap tidak ada. Jadi huruf sebelum alif Lam langsung dileburkan ke dalam huruf Syamsiah.
Contoh: مٰلِكِ يَوْمِ الدِّيْنِۗ dibaca maaliki yaumiddiini bukan maaliki yaumildiini.
3. Cara membaca Alif Lam Syamsiah selanjutnya, bila ingin mewashalkan ayat Al-Qur’an (menyambungkan antara ayat Al-Qur’an yang satu ke ayat Al-Qur’an berikutnya); yaitu huruf Alif-Lam tak dibaca atau dianggap gak ada dan langsung masuk ke dalam huruf Syamsiah.
4. Terakhir, ketika alif lam ( ال ) bertemu dengan tanwin maka cara bacanya adalah sama dengan cara baca hukum alif lam qomariah, yaitu menggantikan tanda tanwin tersebut menjadi harakat biasa. Sementara, untuk hamzah washal diganti jadi suara huruf nun dengan harakat Kasrah, atau dibaca “ni”. Kemudian, untuk nun wiqayah atau huruf nun kecil yang berada di bawah hamzah washal tersebut, langsung diidghamkan atau dileburkan ke dalam huruf syamsiah.