TUTUP
SCROLL UNTUK MELANJUTKAN MEMBACA
Gabung di IDN Times

5 Aturan Pakaian Adat Papua dan Filosofi di Baliknya

Perempuan lajang dan sudah menikah beda pakaian adatnya, lho

dailymail.co.uk

Terletak di bagian paling timur Indonesia, Papua juga menyimpan keindahan alam serta adat budaya yang menarik. Kondisi alamnya masih asli dan natural, belum banyak tersentuh pembangunan besar-besaran.

Selain itu, pola hidup masyarakatnya pun masih banyak mempertahankan nilai-nilai leluhur dan cara tradisional, termasuk cara berpakaian mereka yang terbilang unik. Ada beberapa aturan yang harus dipatuhi saat mengenakan baju adat Papua. Status sosial dan kepentingan adat membedakan jenis pakaiannya.

Yuk, cari tahu lebih dalam tentang aturan pemakaian baju adat Papua dan filosofi di baliknya.

1. Koteka ternyata ada beberapa jenis, untuk acara adat didesain lebih mewah

genpi.co

Koteka adalah pakaian khas Papua yang digunakan oleh masyarakat laki-laki. Mereka hampir telanjang bulat, kecuali bagian kemaluannya yang ditutupi dengan koteka. Bentuk koteka berupa selongsong yang mengerucut ke atas, dengan tali yang diikatkan ke pinggang.

Ternyata ada dua jenis koteka, untuk digunakan sehari-hari dan khusus acara adat penting. Koteka untuk sehari-hari terbilang sederhana dan polos tanpa ukiran. Sedangkan koteka untuk upacara adat berukuran lebih panjang dengan ukiran etnik khas Papua.

Ukuran koteka juga dibedakan menurut status sosial pemakainya. Semakin tinggi kedudukan seorang laki-laki dalam tatanan adatnya, makin besar pula ukuran koteka yang ia kenakan.

Baca Juga: Pakai Adat Gorontalo, 10 Gaya Kece Artis Hadiri Resepsi Tania & Alwi

2. Rok rumbai dikenakan lengkap dengan aksesoris kepala

koleksiadatindonesia.info

Orang Papua pada zaman dahulu terbiasa menjalani aktivitas sehari-hari tanpa busana. Beberapa masyarakat asli masih mempertahankan tradisi ini hingga kini, terutama mereka yang tinggal di pedalaman.

Jika laki-laki menutupi tubuh bagian bawah dengan koteka, kaum perempuan menggunakan rok rumbai yang dibuat dari daun sagu kering. Sementara bagian tubuh atas disamarkan dengan tato atau lukisan bermotif etnik.

Sebagai pelengkap, hiasan dari bulu burung Kasuari dan daun sagu kering dikenakan di atas kepala. Setelan baju adat ini biasa digunakan untuk ritual atau upacara adat tertentu. Namun rok rumbai bisa digunakan untuk aktivitas sehari-hari.

3. Sali, pakaian adat khusus perempuan lajang

dailymail.co.uk

Ada yang unik dari tata cara pemakaian baju adat di Papua. Perempuan lajang dan yang sudah menikah bisa dibedakan menurut pakaian adat yang dikenakan.

Perempuan lajang bisa menggunakan Sali, pakaian yang terbuat dari kulit pohon dan harus berwarna cokelat. Setelah menikah, perempuan Papua gak diperkenankan lagi memakai Sali.

4. Yokai, digunakan khusus perempuan yang sudah menikah dan tinggal di pedalaman

watikamkwe.blogspot.com

Sementara itu untuk perempuan yang sudah menikah menggunakan pakaian adat bernama Yokai. Bahan bakunya sama seperti Sali yaitu kulit pohon, tetapi dipilih yang berwarna cokelat kemerahan.

Yokai adalah pakaian adat khas Papua Barat dan biasanya hanya bisa ditemui di kawasan pedalaman. Pakaian ini juga melambangkan kedekatan dengan alam, sehingga gak bisa dipakai secara sembarangan atau diperjualbelikan.

Baca Juga: Filosofi Bijak di Balik Baju dan Aksesoris Pengantin Adat Gorontalo

Rekomendasi Artikel

Berita Terkini Lainnya