TUTUP
SCROLL UNTUK MELANJUTKAN MEMBACA
Gabung di IDN Times

7 Filosofi Hidup yang Bisa Kamu Dapatkan dari Lomba 17 Agustusan

Maknanya daleemm...

ureport.bg

Gak kerasa, 17 Agustus tinggal sebentar lagi. Seluruh rakyat Indonesia biasanya merayakannya dengan aneka lomba seperti balap karung, makan kerupuk, dan panjat pinang. Terkesan hanya lucu-lucuan, merebut hadiah, atau senang-senang, ternyata ada filosofi dalam dari setiap perlombaan itu lho!

Jika tak percaya, ini tujuh filosofi hidup yang bisa kamu dapatkan dari lomba-lomba Agustusan.

1. Balap karung menggambarkan sulitnya Indonesia saat penjajahan Jepang. Kala itu, rakyat Indonesia hanya berpakaian dengan karung goni

fabulousubud.com

Lomba yang satu ini, tidak hanya melatih kegesitan dan semangat berkompetisi kita. Di balik itu, karung yang digunakan mengingatkan kita tentang masa penjajahan Jepang. Saat itu, memenuhi kebutuhan sandang amat susah apalagi jika hanya rakyat biasa. Rakyat Indonesia terpaksa melakukan romusha sambil berpakaian karung goni yang tentunya tidak nyaman. Namun sesulit dan setidak nyaman apa pun, rakyat tetap semangat meraih kemerdekaan.

2. Tarik tambang mengajarkan kita bagaimana taktik menumbangkan lawan lewat kerjasama dan kerja keras tim

englishtips4u.com

Lomba yang dilakukan dengan cara menarik satu tali dari dua arah ini, mengajarkan kita tentang semangat persatuan dan kesatuan. Lewat kerjasama tim yang kompak, kekuatan dapat dikerahkan untuk menarik tim lawan agar mencapai garis pembatas. Jika satu tim saja tidak kompak, kekuatan tim lawan akan lebih besar dan mudah menarik timmu agar mencapai garis pembatas. Sama seperti pahlawan-pahlawan kita yang melawan bangsa penjajah.

3. Balap bakiak butuh kerjasama satu tim supaya cepat mencapai finish. Kalau tidak, satu per satu akan jalan terseok dan jatuh

flickr.com

Filosofi lomba ini adalah setiap orang memerlukan kerjasama agar lebih mudah dan cepat mencapai tujuan. Jika kita ingin memajukan negara Indonesia, maka langkah yang harus dilakukan adalah bekerjasama dan bahu-membahu mencapai tujuan negara.

Baca Juga: Dari SBY hingga Jokowi, Ini Arti di Balik Nama Jawa Cucu Presiden RI

4. Panjat pinang telah ada sejak masa kolonial Belanda. Awalnya untuk memperingati sesuatu, kini sarat pesan gotong royong dan persatuan

ureport.bg

Panjat pinang sudah ada sejak masa kolonial Belanda dan digunakan untuk memperingati suatu hal. Misalnya kedatangan Jepang atau menghormati Ratu Belanda. Kini, lomba ini masih dilestarikan dengan pesan mengenang momen sejarah kemerdekaan. Filosofi lomba ini adalah kebersamaan, gotong royong, dan pantang menyerah dalam mencapai tujuan dan bertahan dari krisis. Semua rakyat sejatinya bersatu dan berpikir menaikkan martabat Indonesia.

5. Saat masih dijajah, rakyat Indonesia juga kesulitan pangan. Lomba makan kerupuk mengingatkan hal itu & menggugah rasa semangat

fabulousubud.com

Lomba yang memacu pesertanya menghabiskan kerupuk yang digantung tinggi ini, mengajarkan kita agar tetap semangat walaupun dijajah dan mengalami kesulitan pangan. Bagaimana tidak? Di masa lalu, hasil panen rakyat Indonesia diserahkan dan dimonopoli oleh para penjajah.

6. Saat bermain balap kelereng, kita belajar kalau bertindak cepat itu penting. Namun jangan sampai ceroboh karena mengejar cepatnya

youtube.com

Lomba yang sering diikuti anak-anak ini adalah perlambang kecepatan serta keakuratan dalam hidup. Keputusan yang cepat itu baik. Namun pastikan semua resikonya dengan matang. Jangan sampai banyak yang tertinggal atau dirugikan pasca kamu ambil keputusan ini. Seperti itulah kiranya pahlawan kita saat mengatur strategi menggempur penjajah. Sulit namun berhasil juga.

Baca Juga: 12 Hal yang Kamu Pelajari dari Persaudaraan Gibran, Kaesang, Kahiyang

Rekomendasi Artikel

Berita Terkini Lainnya