Iklan - Scroll untuk Melanjutkan
Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
ilustrasi pasangan suku Batak Toba. (instagram/sasada_pictures)
ilustrasi pasangan suku Batak Toba. (instagram/sasada_pictures)

Intinya sih...

  • Anak laki-laki dianggap pembawa marga dan kebanggaan keluarga

  • Anak perempuan sering kali kurang diperhatikan

  • Perlahan ada perubahan menuju kesetaraan

Dalam banyak budaya, termasuk Batak Toba, anak laki-laki sering mendapat tempat istimewa di keluarga. Mereka dianggap sebagai penerus nama, simbol kebanggaan, hingga harapan besar dalam adat. Tapi, apakah perlakuan ini juga berarti anak perempuan mendapat porsi perhatian yang berbeda?

Artikel ini mencoba menggali lebih dalam soal pandangan masyarakat Batak Toba terhadap peran anak laki-laki. Materi yang digunakan mengacu pada hasil penelitian berjudul Makna Anak Laki-laki di Masyarakat Batak Toba karya Judika N. Sianturi, yang dipublikasikan di Neliti.com. Penelitian ini dilakukan di Sidikalang, Sumatera Utara, dan menggambarkan bagaimana nilai-nilai adat masih memengaruhi pola pikir dan dinamika keluarga Batak hingga sekarang.

1. Anak laki laki dianggap pembawa marga dan kebanggaan keluarga

Ilustrasi batak (pexels.com/Byrle 3gp)

Dalam masyarakat Batak Toba yang menganut sistem patrilineal, anak laki laki punya peran besar sebagai penerus marga keluarga. Kalau sebuah keluarga tidak punya anak laki laki, mereka dianggap tidak bisa meneruskan garis keturunan secara adat.

Penelitian Judika N. Sianturi menyebut, bahwa anak laki laki sangat diutamakan karena dianggap sebagai pewaris utama marga dan adat. Maka tidak heran, keluarga sering memberi perhatian dan harapan besar pada anak laki laki sebagai lambang kehormatan dan penerus tradisi.

2. Anak perempuan sering kali kurang diperhatikan

Ilustrasi batak (pexels.com/Nabihah Bazli)

Karena budaya lebih mengutamakan anak laki laki, anak perempuan kadang merasa kurang dihargai. Mereka memang tetap dianggap penting, tapi tidak memiliki posisi sebagai penerus marga. Ini bisa membuat perasaan mereka tersisih atau tidak dianggap sepenuhnya.

Meski begitu, seiring waktu, pola pikir mulai berubah. Banyak keluarga Batak Toba masa kini sudah mulai memberikan hak dan kasih sayang yang setara antara anak laki laki dan perempuan, termasuk dalam hal pendidikan dan perhatian orangtua.

3. Perlahan ada perubahan menuju kesetaraan

Ilustrasi batak (freepik.com/brgfx)

Kini, makin banyak orang tua yang mulai sadar bahwa anak perempuan juga punya nilai dan potensi besar. Mereka mulai memberikan akses yang sama dalam pendidikan dan tanggung jawab keluarga. Pemikiran ini mulai menggeser pandangan lama yang hanya fokus pada anak laki laki.

Dalam penelitian yang sama, dijelaskan bahwa masyarakat Batak Toba di Sidikalang perlahan mulai menganggap anak laki laki dan perempuan memiliki kedudukan yang setara dalam keluarga. Ini jadi tanda bahwa perubahan ke arah lebih adil sudah mulai terasa.

Kehadiran anak laki laki memang dianggap penting dalam adat Batak Toba, tapi bukan berarti anak perempuan boleh diabaikan. Semua anak punya hak untuk dicintai dan dihargai sepenuhnya tanpa harus dibedakan. Yuk, simak dan renungkan bersama!

This article is written by our community writers and has been carefully reviewed by our editorial team. We strive to provide the most accurate and reliable information, ensuring high standards of quality, credibility, and trustworthiness.

Editorial Team