ilustrasi memberi uang (pexels.com/Photo By: Kaboompics.com)
Seperti banyak ungkapan viral lainnya, istilah ini memicu perdebatan. Ada yang setuju dengan konsepnya, tetapi banyak juga yang menganggapnya bermasalah.
Pendapat yang pro:
- Bentuk pembatasan dari komentar tidak perlu
Beberapa orang menggunakan ungkapan ini untuk membatasi orang-orang yang terlalu ikut campur dalam hidup mereka. Seperti yang diungkapkan akun Threads @redavelltjen, "Tanpa kontribusi, kita tidak berhak berkomentar untuk menentukan pilihan hidup orang lain."
Istilah ini juga dianggap relevan dengan fenomena media sosial, di mana banyak orang merasa bebas mengomentari kehidupan orang lain.
Sebagian pengguna internet menegaskan bahwa maknanya tidak sebatas uang, tetapi lebih kepada siapa yang berhak memberi pendapat dalam hidup seseorang. Seperti yang dijelaskan dalam sebuah reply pada Threads, "Istilah ini berarti tidak perlu mendengarkan orang yang suka mengatur, tapi sebenarnya tidak memberikan kontribusi apa pun, bukan hanya soal uang."
Pendapat yang kontra:
- Hubungan tidak seharusnya bersifat transaksional
Banyak yang berpendapat bahwa hubungan yang sehat tidak hanya didasarkan pada kontribusi finansial, tetapi juga pada komunikasi, kerja sama, dan dukungan emosional.
Akun Instagram @ac* menuliskan, "Kalau hak mengatur hanya diberikan berdasarkan kontribusi finansial, maka aspek emosional, komunikasi, kerja sama yang merupakan pilar sebuah hubungan bisa diabaikan… Hubungan yang terlalu transaksional cenderung rapuh."
- Terkesan merendahkan nilai diri
Beberapa orang mengkritik istilah ini karena seolah-olah mengindikasikan bahwa harga diri seseorang bisa "dibeli" dengan uang. Akun Threads @youcancallmedindaaa berpendapat, "Kalau prinsipnya begini, berarti harga diri bisa dibeli dengan uang. Itu bukan class, itu materialistis."