Diakui atau tidak, maksiat memang tidak bisa lepas dari kehidupan kita. Diawali dari bangun tidur hingga tidur kembali, ia selalu ada di sisi kita. Meski demikian, bukan berarti kita harus mengamalkannya, justru itu adalah ujian dari Allah agar kita biasa mengontrol dan mengendalikan diri.
Maksiat tidak hanya berhubungan dengan anggota badan yang tampak, tetapi juga bagian tubuh yang tak kasat mata. Layaknya hati dan pikiran, keduanya bisa melakukan kemaksiatan.
Maksiat adalah menentang, mendurhakai, atau membangkang hukum-hukum yang telah ditetapkan Allah dan Rasul-Nya. Pelakunya dihukumi fasik, sehingga ia hanya akan mendapatkan dosa, tidak sampai taraf murtad. Berbuat sesuka hati di dunia, hanya akan membuat sengsara di akhirat.
Dalam Al-Qur’an, Allah berfirman:
وَمَا كَانَ لِمُؤْمِنٍ وَّلَا مُؤْمِنَةٍ اِذَا قَضَى اللّٰهُ وَرَسُوْلُهٗٓ اَمْرًا اَنْ يَّكُوْنَ لَهُمُ الْخِيَرَةُ مِنْ اَمْرِهِمْ ۗوَمَنْ يَّعْصِ اللّٰهَ وَرَسُوْلَهٗ فَقَدْ ضَلَّ ضَلٰلًا مُّبِيْنًا
Artinya:
“Dan tidaklah pantas bagi laki-laki yang mukmin dan perempuan yang mukmin, apabila Allah dan Rasul-Nya telah menetapkan suatu ketetapan, akan ada pilihan (yang lain) bagi mereka tentang urusan mereka. Dan barangsiapa mendurhakai Allah dan Rasul-Nya, maka sungguh, dia telah tersesat, dengan kesesatan yang nyata.” (QS. Al-Ahzab: 36)
Pada ayat tersebut, hanya Allah dan Rasul-Nya yang berhak membuat hukum-hukum syariat. Kita hanya dituntut untuk taat dan menjalankan apa yang diserukan-Nya. Jika kita membelok dan tidak mengerjakan apa yang telah diperintahkan, maka kita akan tergolong orang yang durhaka, atau maksiat.
Agar lebih detail tentang macam-macam maksiat, berikut perinciannya!