ilustrasi suami dan istri (pexels.com/August de Richelieu)
Seperti yang telah dijelaskan sebelumnya, seorang istri berhak mendapatkan nafkah. Namun, apabila suami tidak dapat memenuhi kewajibannya, selama istri merasa rela dan lapang dada, maka pernikahan dapat tetap dipertahankan. Apabila yang terjadi sebaliknya, istri tidak merasa rela, maka ia boleh menuntut haknya. Hal ini sebagaimana dilansir dari NU Online.
Berapa lama seorang suami diperkenankan untuk tidak memberikan nafkah batin kepada istrinya? Mengenai durasinya, banyak ulama memiliki perbedaan pendapat. Dalam NU Online, Imam Ibnu Hazm berpendapat seorang suami wajib memberikan nafkah batin kepada istrinya minimal sekali dalam sebulan. Pandangan ini merujuk pada menggauli istri atau berhubungan suami istri.
Namun, pandangan lain menyampaikan sekurang-kurangnya 4 bulan, seorang suami wajib memberikan nafkah batin pada istri. Di Indonesia, batas nafkah batin ialah 3 bulan merujuk pada ta’liq talak dalam buku nikah. Apabila istri rida tidak mendapatkan nafkah batin selama 3 bulan, maka pernikahan dapat tetap berjalan. Namun bila sebaliknya, istri boleh menggugat cerai ke pengadilan.
Demikian penjelasan mengenai nafkah lahir dan batin. Semoga artikel ini membantu, ya!